09
June
2018
Wajib, Inilah Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
Setiap orang tua pasti menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Oleh sebab itu, banyak orang tua menyekolahkan anaknya sejak usia dini. Salah satu pendidikan yang dipilih ialah PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). Ya di PAUD, anak-anak usia akan dididik dan dibina. Lalu apa tujuan dari Paud tersebut? Nah di dalam artikel ini kita akan membahasnya lebih lengkap lagi. Silahkan simak artikel berikut ini ya.
Pengertian PAUD
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) secara umum adalah suatu upaya pembinaan yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan kepada anak sejak lahir sampai dengan berusia enam tahun. PAUD membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Di zaman yang sudah modern ini pendidikan seharusnya sudah ditanamkan kepada anak sejak usia sedini mungkin. Hal tersebut mengimbangi dengan semakin ketatnya persaingan global anak bangsa yang satu sama lain menghasilkan generasi muda yang berkualitas.
Periode usia dini ini merupakan kelanjutan dari masa bayi (lahir sampai usia 4 tahun) yang ditandai dengan terjadinya perkembangan fisik, motorik dan kognitif (perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku) dan psikososial serta diikuti oleh perubahan-perubahan yang lain. Perkembangan anak usia dini secara umum terdiri dari 5 aspek perkembangan yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Perkembangan Fisik dan Motorik
Pertumbuhan fisik pada masa ini (kurang lebih usia 4 tahun) lambat dan relative seimbang. Peningkatan berat badan anak lebih banyak daripada panjang badannya. Peningkatan berat badan anak terjadi terutama karena bertambahnya ukuran system rangka, otot dan ukuran beberapa organ tubuh lainnya.
Perkembangan motorik pada usia ini menjadi lebih halus dan lebih terkoordinasi dibandingkan dengan masa bayi. Pada masa ini anak bersifat spontan dan selalu aktif. Mereka mulai menyukai alat–alat tulis dan mereka sudah mampu membuat desain maupun tulisan dalam gambarnya. Mereka juga sudah mampu menggunakan alat manipulasi dan konstruktif.
Perkembangan Kognitif
Pikiran anak berkembang secara berangsur-angsur pada periode ini. Daya pikir anak yang masih bersifat imajinatif dan egosentris pada masa sebelumnya maka pada periode ini daya pikir anak sudah berkembang kearah yang lebih konkrit, rasional dan objektif. Daya ingat anak menjadi sangat kuat, sehingga anak benar-benar berada pada stadium belajar.
Perkembangan Bahasa
Hal yang penting dalam perkembangan anak usia dini dalam aspek bahasa adalah persepsi, pengertian adaptasi, imitasi dan ekspresi. Anak harus belajar mengerti semua proses ini, berusaha meniru dan kemudian baru mencoba mengekspresikan keinginan dan perasaannya. Perkembangan bahasa pada anak meliputi perkembangan fonologis, perkembangan kosakata, perkembangan makna kata, perkembangan penyusunan kalimat dan perkembangan pragmatik.
Perkembangan Sosial
Dari aspek perkembangan sosial, anak-anak mulai mendekatkan diri pada orang lain disamping anggota keluarganya. Meluasnya lingkungan sosial anak menyebabkan mereka berhadapan dengan pengaruh–pengaruh dari luar. Anak juga akan menemukan guru sebagai sosok yang berpengaruh.
Perkembangan Moral
Perkembangan moral berlangsung secara berangsur–angsur, tahap demi tahap. Terdapat tiga tahap utama dalam pertumbuhan ini, tahap amoral (tidak mempunyai rasa benar atau salah), tahap konvesional (anak menerima nilai dan moral dari orang tua dan masyarakat), tahap otonomi (anak membuat pilihan sendiri secara bebas).
Usia dini merupakan masa emas (the golden ages) yang hanya ada sekali dan tidak dapat diulang kembali. Pada masa itu anak berada pada periode sensitif yang dimana mudah menerima berbagai dampak dan pelajaran dari lingkungan sehingga perkembangan otak mereka dapat berlangsung dengan optimal dan itu sangatlah berpengaruh terhadap kehidupan seseorang anak nantinya.
Pembelajaran anak usia dini memiliki karakteristik sebagai berikut :
1) anak belajar melalui bermain
2) anak belajar dengan cara membangun pengetahuannya
3) anak belajar secara ilmiah
4) anak belajar paling baik jika apa yang dipelajarinya mempertimbangkan keseluruhan aspek pengembangan, bermakna, menarik dan fungsional
Sesuai Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada pasal 28 menyebutkan bahwa:
(1) Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar.
(2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal atau informal.
(3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat.
(4) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA) atau bentuk lain yang sederajat.
Berikut penjelasannya dari masing-masing Sistem Pendidikan Nasional:
Taman Kanak-Kanak
Taman Kanak-Kanak (TK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.
Kelompok Bermain
Kelompok Bermain (KB) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia 2 (dua) sampai 4 (empat) tahun yang memperhatikan aspek kesejahteraan sosial anak.
Taman Penitipan Anak
Taman Penitipan Anak (TPA) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun dengan prioritas nol sampai empat tahun yang memperhatikan aspek pengasuhan dan kesejahteraan sosial anak.
Satuan PAUD Sejenis
Satuan PAUD Sejenis (SPS) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dalam bentuk bermain sambil belajar bagi anak usia 0 (nol) sampai 6 (enam) tahun yang dapat diselenggarakan dalam bentuk program secara mandiri atau terintegrasi dengan berbagai layanan anak usia dini dan lembaga keagamaan yang ada di masyarakat.
Bagi lembaga satuan pendidikan nonformal atau satuan PAUD yang menyelenggarakan program pendidikan anak usia dini akan mendapat bantuan dari pemerintah dalam program Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini (BOP-PAUD).
Pemerintah akan membantu menyediakan dana biaya operasional non personalia yaitu biaya bahan atau peralatan pendidikan habis pakai dan biaya penyelenggaraan pendidikan tak langsung. Komponen biaya operasional penyelenggaraan PAUD akan diatur sesuai peraturan yang berlaku.
Proses pembelajaran pada anak usia dini hendaknya dilakukan dengan tujuan memberikan konsep-konsep dasar yang memiliki kebermaknaan bagi anak melalui pengalaman nyata yang memungkinkan anak untuk mewujudkan aktivitas dan rasa ingin tahu (coriusity) secara optimal.
Tujuan PAUD
Tujuan suatu pendidikan merupakan suatu upaya atau perencanaan yang dilakukan yang menjadikan suatu arahan serta pedoman dalam pelaksanaan pendidikan untuk menghasilakn generasi muda yang berkualitas. Sehingga pada pendidikan anak usia dini pun memuat tujuan-tujuan seperti berikut ini:
Sebagai kerangka dasar (fondasi) bagi anak untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan serta pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya.
Untuk mengintervensi sejak dini dengan memberikan rangsangan edukasi sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi tersembunyi yang terdapat pada anak.
Mengembangkan potensi-potensi yang sudah tampak pada anak tersebut.
Agar dapat melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak usia dini.
Tujuan pendidikan anak usia dini secara umum adalah mengembangkan berbagai potensi anak sejak dini sebagai persiapan untuk hidup dan dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Secara khusus kegiatan pendidikan bertujuan agar:
Anak mampu melakukan ibadah, mengenal dan percaya akan ciptaan Tuhan dan mencintai sesama. Contoh : pendidik mengenalkan kepada anak didik bahwa Allah SWT menciptakan berbagai makhluk selain manusia, seperti binatang, tumbuhan dan sebagainya yang semua itu harus kita sayangi.
Anak mampu mengelola keterampilan tubuh termasuk gerakan-garakan yang mengontrol gerakan tubuh, gerakan halus dan gerakan kasar serta menerima rangsangan sensorik (panca indera). Contoh: menari, bermain bola, menulis ataupun mewarnai.
Anak mampu menggunakan bahasa untuk pemahaman bahasa pasif dan dapat berkomunikasi secara efektif yang bermanfaat untuk berpikir dan belajar. Contoh : ketika sudah melakukan pembahasan tema, diberikan kepada anak didik untuk bertanya atau menjawab isi tema yang telah diberikan.
Anak mampu berpikir logis, kritis, memberikan alasan, memecahkan masalah dan menemukan hubungan sebab akibat. Contoh : mencari pasangan gambar yang berkaitan dengan sebab akibat, lalu anak akan berusaha memecahkan masalah dan memberika alasan tersebut.
Anak mampu mengenal lingkungan alam, lingkungan sosial, peranan masyarakat dan menghargai keragaman sosial dan budaya serta mampu mengembangkan konsep diri, sikap postif terhadap belajar, kontrol diri dan rasa memiliki.
Anak memiliki kepekaan terhadap irama, nada, birama, berbagai bunyi, bertepuk tangan serta menghargai hasil karya yang kreatif. Contoh : anak yang senang dan menyukai dengan musik, saat mendengar lagu maka akan segera mengikutinya, ataupun ketika diminta melanjutkan syair kedua hingga selesai, maka anak mampu melakukannya.
Tujuan Diselenggarakannya PAUD Menurut Beberapa ahli:
Kesiapan anak memasuki pendidikan lebih lanjut
Mengurangi angka mengulang kelas
Mengurangi angka putus Sekolah (DO)
Mempercepat pencapaian Wajib belajar Pendidikan Dasar 9 tahun
Meningkatkan Mutu Pendidikan
Mengurangi angka buta huruf muda
Memperbaiki derajat kesehatan & gizi anak usia dini
Meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
Tujuan PAUD Menurut UNESCO
Untuk membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga memiliki yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.
Untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik) di sekolah.
Intervensi dini dengan memberikan rangsangan sehingga dapat menumbuhkan potensi-potensi yang tersembunyi (hidden potency) yaitu dimensi perkembangan anak (bahasa, intelektual, emosi, sosial, motorik, konsep diri, minat dan bakat)
Melakukan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangan potensi-potensi yang dimiliki anak.
Tujuan PAUD Menurut Undang-Undang
PAUD juga bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi anak agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Sedangkan Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu dan cakap. (Puskur, Depdiknas: 2007).
Solehuddin (1997) mengemukakan bahwa pendidikan anak usia dini dimaksudkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma dan nilai-nilai kehidupan yang dianut.
Melalui PAUD, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya antara lain: agama, kognitif, sosial-emosional, bahasa, motorik kasar dan motorik halus serta kemandirian, memiliki dasar-dasar aqidah yang lurus sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya serta memiliki motivasi dan sikap belajar yang positif.
Selain tujuan diatas, menurut UNESCO (2005) tujuan PAUD antara lain berdasarkan beberapa alasan:
Alasan Pendidikan: PAUD merupakan pondasi awal dalam meningkatkan kemampuan anak untuk menyelesaikan pendidikan lebih tinggi, menurunkan angka mengulang kelas dan angka putus sekolah.
Alasan Ekonomi: PAUD merupakan investasi yang menguntungkan baik bagi keluarga maupun pemerintah
Alasan sosial: PAUD merupakan salah satu upaya untuk menghentikan roda kemiskinan
Alasan Hak/Hukum: PAUD merupakan hak setiap anak untuk memperoleh pendidikan yang dijamin oleh undang-undang.
Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan anak usia dini pelaksanaannya menggunakan prinsip-prinsip (Forum PAUD, 2007) sebagai berikut:
Berorientasi pada Kebutuhan Anak
Kegiatan pembelajaran pada anak harus senantiasa berorientasi kepada kebutuhan anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis, yaitu intelektual, bahasa, motorik dan sosio emosional.
Belajar melalui bermain
Bermain merupakan saran belajar anak usia dini. Melalui bermain anak diajak untuk bereksplorasi, menemukan, memanfaatkan, dan mengambil kesimpulan mengenai benda di sekitarnya.
Menggunakan lingkungan yang kondusif
Lingkungan harus diciptakan sedemikian rupa sehingga menarik dan menyenangkan dengan memperhatikan keamanan serta kenyamanan yang dapat mendukung kegiatan belajar melalui bermain.
Menggunakan pembelajaran terpadu
Pembelajaran pada anak usia dini harus menggunakan konsep pembelajaran terpadu yang dilakukan melalui tema. Tema yang dibangun harus menarik dan dapat membangkitkan minat anak dan bersifat kontekstual. Hal ini dimaksudkan agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas sehingga pembelajaran menjadi mudah dan bermakna bagi anak.
Mengembangkan berbagai kecakapan hidup
Mengembangkan keterampilan hidup dapat dilakukan melalui berbagai proses pembiasaan. Hal ini dimaksudkan agar anak belajar untuk menolong diri sendiri, mandiri dan bertanggungjawab serta memiliki disiplin diri.
Menggunakan berbagai media edukatif dan sumber belajar
Media dan sumber pembelajaran dapat berasal dari lingkungan alam sekitar atau bahan-bahan yang sengaja disiapkan oleh pendidik /guru. Pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya dilakukan secara bertahap, dimulai dari konsep yang sederhana dan dekat dengan anak. Agar konsep dapat dikuasai dengan baik hendaknya guru menyajikan kegiatan–kegiatan yang berluang.
Komponen Kurikulum Pada Paud
Anak
Sasaran layanan pendidikan Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0 – 6 tahun. Pengelompokan anak didasarkan pada usia sebagai berikut:
0 – 1 tahun
1 – 2 tahun
2- 3 tahun
3 – 4 tahun
4- 5 tahun
5 – 6 tahun
Pendidik
Kompetensi Pendidik anak usia dini memiliki kualifikasi akademik sekurang-kurangnya Diploma Empat (D-IV) atau Sarjana (S1) di bidang pendidikan anak usia dini, kependidikan lain, atau psikologi; dan memiliki sertifikasi profesi guru PAUD atau sekurang – kurangnya telah mendapat pelatihan pendidikan anak usia dini. Adapun rasio pendidik dan anak adalah:
Usia 0 – 1 tahun rasio 1 : 3 anak
Usai 1 – 3 tahun rasio 1 : 6 anak
Usia 3 – 4 tahun rasio 1 : 8 anak
Usia 4 – 6 tahun rasio 1 : 10 /12 anak
Pembelajaran
Pembelajaran dilakukan melalui kegiatan bermain yang dipersiapkan oleh pendidik dengan menyiapkan materi (content) dan proses belajar. Materi belajar bagi anak usia dini dibagi dalam 2 kelompok usia.
Penilaian (Assesmen)
Assesmen adalah proses pengumpulan data dan dokumentasi belajar dan perkembangan anak. Assesmen dilakukan melalui : observasi, konfrensi dengan para guru, survey, wawancara dengan orang tua, hasil kerja anak dan unjuk kerja. Keseluruhan penilaian atau assesmen dapat dibuat dalam bentuk portofolio.
Tidak bisa dipungkiri, pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat mendasar dan strategis dalam pembangunan sumber daya manusia. Tidak mengherankan apabila banyak negara menaruh perhatian yang sangat besar terhadap penyelenggaraan pendidikan ini dan dalam pelaksanaannya diperlukan sinergitas antara tenaga pengajar, tenaga penyerta dan anak didik demi mendapatkan hasil yang maksimal.
Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru mengenal dunia. Ia belum mengetahui tatakrama, sopan santun, aturan, norma, etika dan berbagai hal tentang dunia. Anak juga sedang belajar berkomunikasi dengan orang lain dan belajar memahami orang lain.
Anak perlu dibimbing agar mampu memahami berbagai hal tentang dunia dan isinya. Ia juga perlu dibimbing agar memahami berbagai fenomena alam dan dapat melakukan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup di masyarakat.
Demikianlah penjelasan mengenai PAUD di atas tersebut, semoga artikel ini dapat membuat orang tua menelaah betapa pentingnya pendidikan anak usia dini. Karena melalui PAUD, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya antara lain agama, kognitif, sosial-emosional, bahasa, motorik kasar dan motorik halus serta kemandirian, memiliki dasar-dasar aqidah yang lurus sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan perilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangannya serta memiliki motivasi dan sikap belajar yang positif. Sekian dulu dan semoga bermanfaat…
07
June
2018
Benarkah Kepribadian Seseorang Tergantung Oleh Kebudayaannya?
Apa sajakah dan juga bagaimana peranan budaya di dalam proses pembentukan kepribadian? Setiap orang pasti memiliki kepribadian yang berbeda-beda, karena setiap orang tersebut tumbuh berkembang dan bergaul di lingkungan yang berbeda pula maka tidak heran jika kepribadiannya akan berbeda satu sama lainnya. Proses pembentukan kepribadian seseorang sangat dipengaruhi oleh kebudayaan masyarakat setempat. Beberapa orang ahli mencoba meneliti pengaruh budaya terhadap kepribadian, dengan melibatkan budaya sebagai unsur dasar yang penting dipertimbangkan. Setiap orang tumbuh dan berkembang ditengah-tengah suatu budaya.
Dan budaya pasti merupakan bagian dari apa yang artinya menjadi seorang pribadi – tidak ada orang yang lepas dari pengaruh budaya. Oleh karena itu, menggabungkan budaya kedalam teori kepribadian dan riset kepribadaian merupakan suatu yang sangat masuk akal. Ketika G. Allport (1954) mempelajari prasangka, ia melihat bahwa menempatkan prasangka sepenuhnya kedalam kepribadian individu merupakan sebuah kekeliruan.
Kondisi-kondisi sosial budaya mana yang mendukung prasangka? Allport mengajukan gabungan antara faktor-faktor sosial, ekonomi, historis, dan komunikasi sebagai faktor-faktor yang melengkapi dinamika kepribadian yang bersifat internal. Sebagai contoh, prasangka cenderung lebih banyak terjadi pada masa perubahan sosial, ketika terdapat persaingan ekonomi (misalnya untuk memperoleh pekerjaan), bila pemerintah menghukum pencemaran nama baik, mencari kambing hitam, ketika tradisi masyarakat mendukung permusuhan, dan ketika masyarakat memiliki sikap yang tidak menguntungkan terjadinya asimilasi dan pluralism.
Apa itu Kepribadian?
Sejak dahulu para ahli biologi yang mempelajari perilaku dan membuat pelukisan tentang sistem organisme dari suatu spesies mulai dari prilaku mencari makan, menghindari ancaman bahaya, menyerang musuh, beristirahat, mencari pasangan, kawin dan lain-lain. Berbeda dengan organism hewan, organisme manusia juga dipelajari oleh para ahli sampai pada hal yang terkecil. Namun hal itu tidak dapat menentukan pola tingkah lakunya.
Pola-pola tingkah laku tersebut hampir semua tidak sama bahkan bagi semua jenis ras yang ada di bumi. Hal tersebut tidak dapat diseragamkan karena seorang manusia yang disebut homo sapiens bukan saja ditentukan oleh sistem organik biologinya saja, namun dipengaruhi juga oleh akal dan jiwa sehingga timbul variasi pola tingkah laku tersebut. Melihat hal tersebut, maka para ahli lebih fokus kepada pola tindakan manusia. Dengan pola tingkah laku yang lebih khusus yang ditentukan oleh nalurinya, dorongan-dorongan, dan refleksnya. Susunan unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan seorang individu disebut “ Kepribadian “.
Dalam bahasa populer istilah kepribadian juga berarti ciri-ciri watak yang konsisten, sehingga seorang individu memiliki suatu identitas yang khas berbeda dengan individu yang lain. Konsep kepribadian yang lebih spesifik belum bisa di definisikan sampai sekarang karena luasnya cakupan dan sulit untuk dirumuskan dalam satu definisi sehingga cukup kiranya untuk kita memakai arti yang lebih kasar sampai didapatkan definisi yang sebenarnya dari para ahli psikologi.
Unsur dan Aneka Warna Kepribadian
Pengetahuan, unsur-unsur yang mengisi akal dan alam jiwa orang yang sadar, terkandung di dalam otaknya secara sadar. Manusia memiliki panca indra yang sebagai alat penerima dari setiap kondisi dan situasi di alam sekitarnya yang mengalami proses fisik, fisiologi, psikologi sehingga getaran dan tekanan dari alat penerima tersebut nantinya diproyeksikan atau dipancarkan kembali oleh individu tersebut berupa gambaran lingkungan sekitar yang dalam ilmu antropologi disebut “ Persepsi “. Penggambaran tersebut dapat menjadi bayangan dimana individu tersebut berfokus.
Penggambaran tentang situasi dan kondisi lingkungan dengan fokus pada bagian-bagian yang menarik dan mendapat perhatian lebih akan diolah oleh akal dan dihubungkan dengan penggambaran yang sejenis dan diproyeksikan oleh akal dan muncul kembali menjadi kenangan. Pengambaran baru dengan pengertian baru dalam psikologi disebut “ apersepsi”.
Penggambaran yang terfokus secara lebih intensif yang terjadi karena pemusatan yang lebih intensif dalam psikologi disebut “pengamatan”. Seseorang dapat menggabungkan dan membandingkan bagian-bagian dari suatu penggambaran yang sejenis secara konsisten dan azas tertentu. Dengan kemampuan proses akal tersebut membentuk penggambaran baru yang abstrak yang tidak mirip dengan berbagai macam bahan konkret dari penggambaran yang baru tadi. Penggambaran abstrak tadi dalam ilmu sosial disebut “konsep”.
Cara pengamatan yang secara sengaja dibesar-besarkan atau ditambahi atau di kurangi pada bagian tertentu sehingga membentuk penggambaran yang sangat baru yang secara nyata sebenarnya tidak pernah ada dan terkesan tidak realistik disebut “fantasi“.
Keinginan yang semakin menggebu-gebu untuk mendapatkan sesuatu yang telah di gambarkan terlebih dahulu akan menimbulkan suatu perasaan yang aneh dan tekanan jiwa. Seluruh penggambaran, apersepsi, persepsi, pengamatan, konsep, dan fantasi merupakan unsur pengetahuan yang secara sengaja dimiliki seorang individu. Namun semua itu bisa hilang dari akalnya yang sadar yang disebabkan oleh berbagai hal yang sampai saat ini masih dipelajari oleh ahli psikologi. Unsur pengetahuan tersebut bukannya hilang atau lenyap namun terdesak ke bagian jiwanya yang dalam ilmu psikologi disebut “alam bawah sadar”.
Di alam bawah sadar tersebut, pengetahuan seseorang tercampur, terpecah-pecah menjadi bagian yang tercampur aduk tidak teratur. Ini dikarenakan akal sadar seseorang tidak mau menyusunnya dengan rapi sehingga adalakanya muncul sacara tiba-tiba secara utuh atau terpotong bercampur dengan pengetahuan yang berbeda. Adakalanya pengetahuan seseorang secara sengaja atau karena berbagai sebab terdesak ke dalam bagian jiwa yang lebih dalam yang oleh ilmu psikologi disebut “alam tak sadar”.
Proses yang terjadi dalam alam bawah sadar banyak dipelajari oleh ahli psikologi dan dikembangkan oleh S. Freud dalam ilmu psikoanalisa. Selain pengetahuan, alam kesadaran manusia juga mengandung berbagai macam perasaan.
“Perasaan” adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengetahuannya dinilai sebagai keadaan yang positif atau negative. Suatu perasaan yang bersifat subjektif karena adanya unsur penilaian tadi biasanya menimbulkan “kehendak” dalam kesadaran seseorang. Perasaan atau keinginan yang berdebar-debar tersebut disebut “emosi”. Kesadaran manusia juga mengandung berbagai perasaan yang di pengaruhi oleh organismenya khususnya gen sebagai naluri yang disebut “dorongan”. Sedikitnya ada 7 dorongan naluri yaitu:
Dorongan untuk mempertahankan hidup
Dorongan seks
Dorongan mencari makan
Dorongan untuk bergail / berinteraksi dengan sesama
Dorongan untuk menirukan tingkah laku sesamanya
Dorongan untuk berbakti
Dorongan untuk keindahan
Teori Kebudayaan
Secara umum kebudayaan banyak diartikan sebagai hasil karya manusia yang lahir dari cipta, rasa dan karsa. Berikut ada empat teori dan pendekatan kebudayaan, yaitu:
Memandang kebudayaan sebagai kata benda: Dalam arti lewat produk budaya kita mendenifisikan dan mengelola kebudayaan itu. Teori produk budaya ini juga penting karena semua hasil budaya yang ada di muka bumi merupakan produk budaya kolektif manusia. Identitas budaya dapat dilihat dari pendekatan ini.
Memandang kebudayaan sebagai kata kerja: Pendekatan ini dikemukakan oleh Pleh Van Peursen. Pendekatan ini juga penting untuk dipahami, karena akan mampu menjelaskan kepada kita bagaimana proses-proses budaya itu terjadi di tengah kehidupan kita. Produk-produk budaya yang kita pahami lewat pendekatan pertama di atas ternyata juga menyiratkan adanya proses-proses budaya manusia yang oleh Van Peursen disebut ada tiga terminal proses budaya. Kehidupan mistis dimana mitos berkuasa, atau kuasa mitos mengemudikan arah kebudayaan suatu masyarakat, dilanjutkan dengan hadirnya kehidupan ontologis dan yang terakhir adalah kehidupan fungsional yang hari-hari ini lebih mendominasi kehidupan budaya kita.
Memandang kebudayaan sebagai kata sifat: Ini untuk membedakan mana kehidupan yang berbudaya dan tidak berbudaya, membedakan antara kehidupan manusia yang berbudaya dan makhluk lain seperti hewan dan benda-benda yang tidak memiliki potensi budaya. Dalam memandang kebudayaan sebagai kata sifat maka unsur nilai-nilai menjadi sangat penting. Kebudayaan dikonstruksi sebagai konfigurasi nilai-nilai atau sebagai kompeksitas nilai-nilai yang kemudian beroperasi pada berbagai-bagai level kehidupan. Konfigurasi nilai yang dimiliki berbagai komunitas budaya yang berbeda kemudian melahirkan konstruksi budaya yang berbeda-beda pada komunitas budaya itu.
Memandang kabudayaan sebagai kata keadaan: Kondisi-kondisi budaya tertentu menjadi menentukan wajah kebudayaan.
Ragam dan Unsur-Unsur Budaya
Setiap kelompok masyarakat punya tradisi dan kebudayaan tersendiri, yang tentu saja berbeda satu sama lainnya. Kebudayaan-kebudayaan yang lebih sempurna dari suatu masyarakat yang nantinya akan dapat menjadi sebuah peradaban. Namun, walaupun masing-masing mempunyai keunikan tersendiri, budaya terdiri dari unsur-unsur dan mempunyai fungsi-fungsi tersendiri bagi masyarakatnya.
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari suatu kebulatan yang bersifat kesatuan. Misal dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya seperti Majelis Permusyawaratan Rakyat di samping adanya unsur-unsur kecil, seperti sisir, kancing, baju, peniti, dan lain-lainnya yang dijual di pinggir jalan. Marville J. Herskovits mengajukan 4 unsur pokok kebudayaan, yaitu:
Alat-alat teknologi,
Sistem ekonomi,
Keluarga, dan
Kekuasaan polotik.
Sementara Bronislaw Malinowski yang terkenal sebagai salah seorang pelopor teori fungsional dalam anthropologi, menyebut unsur-unsur pokok kebudayaan sebagai berikut:
System norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di dalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
Organisasi ekonomi
Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan; perlu diingat bahwa keluarga merupakan pendidikan yang utama, dan
Organisasi kekuatan.
Pada intinya para ahli menunjuk pada adanya 7 unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural universals, yaitu:
Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat-alat produksi, transportasi, dan sebagainya).
Mata pencaharian hidup dan system-sistem ekonomi (pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi dan sebagainya).
Sistem kemasyarakatan (system kekerabatan organisasi politik, system hokum, system perkawinan).
Bahasa (lisan maupun tertulis).
Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya).
Sistem pengetahuan dan pendidikan.
Religi (system kepercayaan).
Cultural-universals tersebut di muka, dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil. Ralph Linton menyebutnya kegiatan-kegiatan kebudayaan atau cultural activity. Sebagai contoh, cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi, antara lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, system produksi, system distribusi, dan lain-lain. Kesenian misalnya, meliputi kegiatan-kegiatan seperti seni tari, seni rupa, seni suara, dan lain-lain.
Selanjutnya Ralph Linton merinci kegiatan-kegiatan kebudayaan tersebut menjadi unsur-unsur yang lebih kecil lagi yang disebutnya trait-complex. Misalnya, kegiatan pertanian menetap meliputi unsur-unsur irigasi, system mengolah tanah dengan bajak system hak milik atas tanah dan lain sebagainya.
Selanjutnya trait-complex mengolah tanah dengan bajak, akan dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih kecil lagi, umpamanya hewan-hewan yang menarik bajak, teknik mengendalikan bajak dan seterusnya. Akhirnya sebagai unsur kebudayaan terkecil yang membentuk traits, adalah items.
Kebudayaan, selain memiliki unsur-unsur pokok, juga mempunyai sifat hakikat. Sifat hakikat kebudayaan ini berlaku umum bagi semua kebudayaan di manapun juga, walaupun kebudayaan setiap masyarakat berbeda satu dengan lainnya. Sifat hakikat kebudayaan tersebut ialah sebagai berikut:
Kebudayaan terwujud dan tersalurkan lewat perilaku manusia.
Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.
Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah-lakunya.
Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Ragam Kepribadian Individu dan Kebudayaan
Adanya beragam struktur kepribadian manusia disebabkan adanya beragam isi dan sasaran dari pengetahuan, perasaan, kehendak dan keinginan kepribadian serta perbedaan kualitas hubungan antar berbagai unsur kepribadian dalam kesadaran individu. Mempelajari materi dari setiap unsur kepribadian merupakan tugas psikologi yang berupa kebiasaan / habit atau berbagai macam materi yang menyebabkan timbulnya kepribadian.
Kebiasaan ( Habit
Adat istiadat (custom)
Sistem social (social system)
Kepribadian individu (individual personality)
Kepribadian umum (modal personality)
Kebiasaan, adat dan kepribadian
Karena materi yang merupakan isi dari pengetahuan dan perasaan seorang individu berbeda dengan individu yang lain, dan juga sifat serta intensitas kaitan antara beragam bentuk pengetahuan maka setiap manusia memiliki kepribadian yang khas. Dari berbagai jenis kepribadian tersebut telah diringkas menjadi berbagai type dan sub type yang merupakan tugas psikologi.
Walaupun begitu, antropologi dan ilmu sosial lainnya juga memperhatikan masalah kepribadian ini walaupun hanya memperdalam atau memahami adat istiadat dan sistem sosial lainya. Ini dikarenakan ada hubungan yang sangat jelas antara kepribadian individu atau kelompok dengan adat dan kebudayaan suatu daerah. Dimana kebudayaan itu mempengaruhi pembentukan pola kepribadian seorang individu.
Berbicara mengenai kepribadian dan kebudayaan, tidak terlepas dari hubungan antara masyarakat dan kebudayaan. Masyarakat dan kebudayaan merupakan perwujudan atau abstraksi perilaku manusia. Kepribadian mewujudkan perilaku manusia. Perilaku manusia dapat dibedakan dengan kepribadiannya, karena kepribadian merupakan latar belakang perilaku yang ada dalam diri seorang individu.
Kepribadian mencakup kebiasaan-kebiasaan, sikap, dan lain-lain sifat ynag khas dimiliki seseorang yang berkembang apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Kepribadian sebenarnya merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi suatu individu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Dalam menelaah pengaruh kebudayaan terhadap kepribadian, sebaiknya dibatasi pada bagian kebudayaan yang secara langsung mempengaruhi kepribadian. Berikut tipe-tipe kebudayaan khusus yang nyata mempengaruhi bentuk kepribadian yakni:
Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar factor kedaerahan. Di sini dijumpai kepribadian yang saling berbeda antara individu-individu yang merupakan anggota suatu masyarakat tertentu, karena masing-masing tinggal di daerah yang tidak sama dan dengan kebudayaan-kebudayaan khusus yang tidak sama pula. Contoh adat-istiadat melamar mempelai di Minangkabau berbeda dengan adat-istiadat melamar mempelai di Lampung.
Cara hidup di kota dan di desa yang berbeda (urban dan rural ways of life). Contoh perbedaan antara anak yang dibesarkan di kota dengan seorang anak yang dibesarkan di desa. Anak kota terlihat lebih berani untuk menonjolkan diri di antara teman-temannya dan sikapnya lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan tertentu. Sedangkan seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai sikap percaya diri sendiri dan lebih banyak mempunyai sikap menilai (sense of value).
Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargai yang tertentu pula.
Kebudayaan khusus atas asar agama. Agama juga mempunyai pengaruh besar di dalam membentuk kepribadian seorang individu. Bahkan adanya berbagai madzhab di dalam satu agama pun melahirkan kepribadian yang berbeda-beda pula di kalangan umatnya.
Kebudayaan berdasarkan profesi. Pekerjaan atau keahlian juga memberi pengaruh besar pada kepribadian seseorang. Kepribadian seorang dokter, misalnya, berbeda dengan kepribadian seorang pengacara, dan itu semua berpengaruh pada suasana kekeluargaan dan cara-cara mereka bergaul.
Bagaimanakah menurut anda? Apakah teori-teori di atas tersebut memang benar ada nya? atau hanya berlaku pada sebagian orang saja?
26
May
2018
Homeschooling, Sistem Pendidikan Alternatif Yang Menjadi Pilihan Banyak Orangtua
Tak bisa dipungkiri, pendidikan emang sangat penting di dunia, kenapa? Ya, karena dunia butuh orang-orang yang berpendidikan agar dapat membangun Negara yang maju. Pendidikan merupakan salah satu upaya kita untuk mengatasi kebodohan dan kemiskinan di Negara kita. Pendidikan itu semacam gerbang untuk kita menuju ke kehidupan yang lebih baik lagi, dengan memperjuangkan hal-hal terkecil hingga hal-hal besar yang akan dilewati setiap manusia.
Memberikan pendidikan yang mumpuni pada anak adalah kewajiban orangtua. Selain sekolah formal, ada cara lain, yaitu pendidikan Homeschooling. Apa itu Homeschooling? Bagaimana memulai dan menjalankannya? Yuk langsung aja simak ulasannya di bawah ini…
Homeschooling adalah pendidikan berbasis keluarga yang masuk dalam jalur pendidikan informal dan diatur keberadaannya dalam UU no 20/2003. Dalam hal ini, orangtua yang mengambil alih proses pendidikan anak, karena pada dasarnya orangtua lah yang paling mengerti sifat dan karakter anak-anaknya.
Homeschooling dikenal juga dengan sebutan home-education atau sekolah rumah. Pada intinya homeschooling adalah sistem pendidikan atau pembelajaran alternatif selain sekolah.
Menurut buku Sekolah Rumah sebagai Satuan Pendidikan Kesetaraan, yang dikeluarkan oleh Dinas Pendidikan Luar Sekolah Departemen Pendidikan Nasional, homeschooling adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orangtua/keluarga di rumah atau tempat-tempat lain dimana proses belajar mengajar dapat berlangsung dalam suasana yang kondusif dengan tujuan agar setiap potensi anak yang unik dapat berkembang secara maksimal.
Apabila sebuah keluarga telah memilih homeschooling bagi pendidikan anak-anak mereka, maka orang tua bertanggung jawab secara penuh terhadap proses pendidikan tersebut. Otomatis semua sistem pengajaran dikelola oleh orangtua tersebut secara mandiri, mulai dari akan mengambil kurikulum yang mana (dalam atau luar negeri), buku–buku apa saja yang menjadi literatur sampai pada aturan jam belajar di rumah.
Dan saat ini, homeschooling sangat populer di Amerika Serikat, dengan persentase anak-anak 5-7 tahun yang diberikan homeschooling meningkat dari 1.7% pada 1999 menjadi 2.9% pada 2007.
Apa Tujuan Homeschooling?
Tujuan homeschooling adalah menyiapkan anak sebagai pembelajar mandiri, dengan ciri-ciri:
Memiliki motif internal untuk belajar
Berorientasi pada tujuan yang ingin dia raih
Terampil mencari bahan ajar
Pandai mengelola diri (self management)
Alasan Orangtua Memilih Homeschooling
Inilah berbagai kondisi atau alasan yang melatarbelakangi beberapa orangtua memilih homeshcooling:
Agar hubungan antara orang tua dengan anak lebih dekat
Karena orang tua tidak merasa puas dengan kualitas pendidikan formal
Pergaulan sekolah yang tidak terlalu baik bagi keamanan dan perkembangan anak seperti tawuran dan mengkonsumsi obat terlarang
Kurikulum sekolah yang terlalu tinggi tidak sesuai dengan kemampuan dan usia anak
Tugas sekolah yang terlalu banyak menjadi beban bagi anak
Anak pernah mengalami kekerasan di sekolah dari guru atau teman sebaya
Penyeragaman kemampuan dan keterampilan anak di sekolah dapat mematikan bakat dan minat anak
Anak berasal dari keluarga kurang mampu sementara biaya pendidikan formal semakin tinggi
Pengangguran atau anak putus sekolah
Orang tua banyak berpindah tempat tinggal
Anak terlalu aktif dan sekolah terpaksa mengeluarkan anak karena guru mengalami kesulitan dalam mengontrol anak di kelas
Anak memiliki kegiatan luar sekolah yang luar biasa sehingga tidak bisa mengikuti jadwal belajar di sekolah umum
Anak tidak suka sekolah formal dan lebih menyukai gaya belajar informal
Anak memiliki kebutuhan khusus dan sistem di sekolah umum tidak bisa memberikan pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan khusus anak
Macam-macam Homeschooling
Ada beberapa klasifikasi model homeschooling, antara lain:
Homeschooling Tunggal: Model ini dilaksanakna dalam satu keluarga dan tidak bergabung dengan keluarga lainnya yang melakukan homeschooling terhadap anak-anaknya.
Homeschooling Majemuk: Model ini dilaksanakan oleh beberapa keluarga dengan kegiatan-kegiatan tertentu juga kegiatan pokok dan kegiatannya tetap dilaksanakan di rumah masing-masing.
Komunitas Homeschooling: Komunitas homeschooling adalah gabungan dari komunitas majemuk dan mereka menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok, dan hal-hal lainnya.
Bagaimana Anak Homeschooling Mendapatkan Ijazah?
Anak homeschooling tetap bisa mendapatkan ijazah untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya, termasuk perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Untuk SD bisa diikutkan ujian paket A, paket B untuk setara SMP, dan paket C untuk setara SMA.
Beberapa selebriti tanah air yang menjalani metode homeschooling juga menjadi peserta Ujian Paket untuk bisa mendapatkan ijazah di antaranya ada Stuart Collin, Aurel dan juga Mikha Tambayong.
Homeschooling Sebagai Perspektif Pendidikan yang Berbeda
Pendidikan sebagai pengantar masa depan yang lebih baik, membuat kita melihat sekolah sebagai satu-satunya jalan dan model pendidikan yang akan mengantar anak-anak kita menuju masa depan. Pandangan ini kemudian menjadikan bahwa apa pun yang ada di sekolah merupakan hal yang baik.
Proses penjenjangan, ijazah, cara berpakaian, rapor, ranking, cara belajar hingga kebijakan sekolah adalah hal yang paling benar dan terbaik bagi masa depan yang gemilang. Sementara fakta yang terjadi di dunia nyata justru sebaliknya.
Setiap anak adalah berbeda satu dengan yang lain. Karena itu pula mereka juga membutuhkan metode pendidikan yang berbeda. Tidak semua anak cocok untuk duduk di bangku sekolah dengan manis. Ada sebagian anak yang setiap detik mereka seolah selalu ingin bergerak, menyentuh, merasakan dan mencoba. Mereka belajar hanya dengan mendengar, atau mencoba; sehingga duduk manis di kelas seolah siksaan untuk anak tipe pembelajar ini.
Minat setiap anakpun berbeda, ada yang lebih suka mengutak-atik angka, kata bahkan berkreasi dengan aneka warna. Wajar jika mereka juga butuh dukungan yang berbeda untuk setiap bakatnya tersebut. Di sinilah metode Homeschooling mencoba mengembangkan sudut pandang baru dari pendidikan dan sekolah. Anak dipandang sebagai individu yang berbeda, karena itu mereka butuh model dan metode yang berbeda pula.
Homeschooling didesain untuk membantu anak belajar sesuai minat dan bakat, dengan cara yang sesuai, kapan saja, dengan siapa saja dan dalam situasi apa saja dengan cara yang meyenangkan untuk anak.
Hal yang Menjadi Poin Minus untuk Mempertimbangkan Homeschooling
Butuh komitmen dan keterlibatan tinggi dari orangtua
Orangtua harus selalu belajar materi pelajaran anak
Sosialisasi relatif rendah. Anak relatif tidak terekspos dengan pergaulan yang heterogen secara sosial
Ada risiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim organisasi, dan kepemimpinan
Perlindungan orangtua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi sosial dan masalah yang kompleks yang tidak terprediksi
Perbedaan Homeschooling dan Sekolah Formal
Apa saja perbedaan homeschooling dan sekolah formal? Simak pembahasan berikut ini..
Sistem Pendidikan
Sekolah Formal menggunakan standarisasi sesuai standar yang dipikirkan lembaga sekolah dan Departemen Pendidikan Nasional, sedangkan Homeschooling sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga.
Fasilitas Pembelajaran
Sekolah Formal memiliki fasilitas yang lengkap dan bagus, seperti perpustakaan yang lengkap, laboratorium bahasa dan sains, lapangan olahraga dan kolam renang, dan fasilitas-fasilitas lainnya, sesuai dengan sekolah yang dipilih, terutama sekolah-sekolah internasional, sedang Homeschooling secara umum lebih simple dan efisien, hanya menggunakan fasilitas yang ada.
Kurikulum
Sekolah Formal memiliki kurikulum relatif lebih “ketat” karena dirancang oleh para pakar dan praktisi pendidikan yang ada di Lembaga Sekolah (kurikulum sekolah) dan Departemen Pendidikan Nasional (kurikulum nasional), sedangkan Homeschooling memiliki kurikulum lebih fleksibel karena boleh menggunakan kurikulum seperti sekolah formal atau mengikuti kurikulum dari luar negeri, atau membuat kurikulum khusus sesuai kebutuhan dan minat anak.
Jadwal Belajar
Sekolah Formal terjadwal secara ketat, sedangkan Homeschooling fleksibel, tergantung kesepakatan orangtua dan anak.
Penanggungjawab Pendidikan
Sekolah Formal sekolah dan guru, sedangkan Homeschooling orangtua
Model Belajar
Sekolah Formal relatif sudah mapan dan biasanya turun temurun, orangtua hanya memilih sekolah yang diinginkan dan mengikuti model belajar di sana, sedangkan Homeschooling membutuhkan komitmen dan kreativitas orangtua untuk mendesain dan melaksanakan model belajar sesuai kebutuhan anak.
Peran Orangtua
Sekolah Formal tidak begitu dominan, karena pendidikan dijalankan sistem dan para guru, tetapi masih dapat terlibat secara aktif, sedangkan Homeschooling dominan, sangat menentukan keberhasilan pendidikan anak.
Well, itulah sedikit pembahasan kita mengenai homeschooling. Baik dengan menggunakan sistem pendidikan formal maupun sistem pendidikan homeschooling, peran serta orangtua lah yang sangat menentukan pendidikan anak.
22
May
2018
Benarkah Pendidikan Dapat Menjamin Kesuksesan?
Pernah gak sih kamu bertanya-tanya apa benar dengan bersekolah dapat menjamin sebuah kesuksesan? Ya, lihat saja di zaman sekarang ini begitu banyak pengangguran. Dan sebagian dari mereka adalah orang yang tamat dari perguruan tinggi, lalu banyak juga orang yang tidak bersekolah tetapi dapat menikmati kesuksesan yang luar biasa.
Lalu apa benar kesuksesan bisa didapat meskipun tidak sekolah? Apakah gelar sarjana muda menjamin langsung dapat pekerjaan dan sukses hidupnya? Banyak sekali pertanyaan yang terlontar jika membahas mengenai pendidikan dan sukses dalam kehidupan. Nah untuk lebih lanjutnya lagi, mari kita simak artikel berikut ini.
Meski Tidak Bisa Menjamin Kesuksesan, Akan Tetapi Sekolah Dapat Memberikan Banyak Manfaat
Dulu ketika SD kita diajarkan bagaimana bertingkah laku yang baik, berbicara yang benar dan saling membantu serta menjadi anak yang baik dan pintar. Pendidikan itu dilakukan karena saat umur tersebut cenderung seperti air yang akan menyesuaikan bentuk wadahnya. Disaat masa itulah belum mampu untuk membedakan mana yang benar mana yang salah dan begitulah seterusnya sampai ke pendidikan yang lebih tinggi.
Seberapa bergunakah ilmu pengetahuan yang didapatkan untuk menghadapi tantangan diluar yang luar biasa hebatnya. Ketika kita tau pendidikan saat ini lebih menekankan pada hafalan bukan ke penerapan. Yang lebih menekankan hasil dari pada kualitas.
Sudah bukan rahasia lagi jika nilai baik sekarang sangat mudah didapatkan. Seorang pengisi nilai pun juga sangat mudah sekali untuk mengisi, karena kebanyakan dari mereka berfikir dengan “image” sekolah mereka. Dengan nilai yang bagus-bagus akan mengangkat pamor dari sekolah tersebut. Begitu juga sebaliknya. Dan Ijazah-ijazah yang didapatkan mereka seolah hanya hiasan penyedap mata yang tak sesuai dengan realita.
Berbicara mengenai pendidikan sekolah, banyak orang tua bahkan masyarakat akan sangat bangga apabila anggota keluarganya bisa sekolah setinggi-tingginya sampai mendapat gelar sarjana muda, magister hingga doktor. Mereka beranggapan bahwa orang pintar yang sekolah sampai sarjana pasti hidupnya lebih bahagia dan dijamin kerjanya. Terlebih lagi bila anak-anak dari desa merantau ke kota berhasil sekolah dan mendapat gelar sarjana, orang tuanya yang di desa pasti langsung merayakannya sebagai ucapan syukur kebahagiaan mereka.
Namun pada kenyataannya, banyak kita jumpai bahwa presentase pengangguran di negara kita sebagian diduduki oleh para sarjana muda. Banyak sekali lulusan sarjana yang menganggur setelah lulus dari institusinya. Hal ini dikarenakan minimnya lapangan pekerjaan yang tak bisa menampung banyak sarjana muda.
Tidak adanya keterampilan lain selain keahlian akademik sarjana yang dimilikinya khususnya para lulusan pendidikan guru. Pemerintah sebaiknya tidak membebaskan masyarakat untuk menjadi sarjana muda saja khususnya para calon guru, karena kenyataan di lapangan yang lebih memerlukan orang-orang yang memiliki keterampilan praktis. Jadi, masyarakat lebih menginginkan sarjana yang memiliki keterampilan praktis dibandingkan sarjana yang hanya ahli dalam gelar sarjana yang diraihnya.
Banyak orang yang pintar dan berpendidikan tapi tak diimbangi dengan kemampuan mengatur emotional dan spiritual. Disini bukan berarti pendidikan formal tidak penting. Pendidikan formal juga penting tapi bukan sebagai patokan kesuksesan seseorang.
Proses belajarlah yang memiliki andil dalam semua ini, baik dari lingkungan belajarnya, penyaji materinya dan sistem yang ada dalam lembaga pendidikan. Dan tak ketinggalan itu semua kembali pada diri mereka masing-masing yang menjalankannya.
Banyak orang merasa semakin tinggi titel yang disandang nama, maka semakin tinggi pula kesuksesan yang akan diraihnya. Padahal hal itu belum tentu benar adanya, karena terkadang gelar yang telah kita dapatkan tak menentukan arah kesuksesan karir kita ke depan. Sejatinya kerja keras serta semangatlah yang patut dijadikan landasan.
Belajar di sekolah tidak menjamin sukses seseorang dalam menentukan ukuran mampu berkarya, punya harga diri dan sebagainya. Masuk sekolah yang top, eksklusif, membayar mahal, tidak berarti apa-apa jika individu yang bersangkutan tak memiliki sikap belajar yang baik. Atau masuk sekolah hanya bertujuan mencari status, mencari selembar ijazah. Masuk sekolah formal tak cukup hanya sekadar datang, duduk dan diam.
Namun bukan berarti juga sekolah tidak memiliki manfaat ya. Meski sekolah formal tidak bisa menjamin kesuksesan dalam hidup, setidaknya dengan bersekolah saat ini masih cukup layak sebagai instrumen mencerdaskan kehidupan bangsa. Berikut ini adalah manfaat yang didapat dari bersekolah:
Melatih Kemampuan Akademis Anak
Dengan melatih serta mengasah kemampuan menghafal, menganalisa, memecahkan masalah dan logika, maka diharapkan seseorang akan memiliki kemampuan akademis yang baik. Orang yang tidak sekolah biasanya tidak memiliki kemampuan akademis yang baik sehingga dapat dibedakan dengan orang yang bersekolah. Kehidupan yang ada di masa depan tidaklah semudah dan seindah saat ini karena dibutuhkan perjuangan dan kerja keras serta banyak ilmu pengetahuan.
Menciptakan Generasi Penerus Bangsa
Manfaat pendidikan yang kedua adalah mampu untuk menciptakan generasi penerus bangsa yang expert atau ahli dalam berbagai bidang. Hal ini berhubungan dengan tersedianya berbagai macam jenjang pendidikan dan juga penjurusan yang ada, sehingga dapat membantu melahirkan banyak sekali generasi muda yang berguna bagi banyak orang sesuai dengan disiplin ilmu yang dipelajari.
Memperkuat Mental, Fisik dan Disiplin
Dengan mengharuskan seorang siswa atau mahasiswa datang dan pulang sesuai dengan aturan yang berlaku maka secara tidak langsung dapat meningkatkan kedisiplinan seseorang. Dengan begitu padatnya jadwal sekolah yang memaksa seorang siswa untuk belajar secara terus-menerus akan menguatkan mental dan fisik seseorang menjadi lebih baik.
Sarana Mengembangkan Diri dan Berkreativitas
Seorang siswa dapat mengikuti berbagai program ekstrakurikuler sebagai pelengkap kegiatan akademis belajar mengajar agar dapat mengembangkan bakat dan minat dalam diri seseorang. Semakin banyak memiliki keahlian dan daya kreativitas maka akan semakin baik pula kualitas seseorang. Sekolah dan kuliah hanyalah sebagai suatu mediator atau perangkat pengembangan diri.
Memperbaiki Cara Berpikir Individu
Seiring dengan bertambahnya pengalaman dan juga tingkat pendidikan yang sudah ditempuh oleh individu, maka hal ini tentu saja akan sangat berpengaruh terhadap cara berpikir individu. cara berpikir dan analisa yang dilakukan oleh seseorang akan meningkat dan menjadi lebih baik lagi.
Mencerdaskan Anak-Anak Bangsa
Manfaat berikutnya adalah pendidikan sangat penting untk mencerdaskan berbagai anak-anak bangsa terutama mereka yang sedang mengenyam pendidikan dasar, harus melalui proses pendidikan dengan baik dan benar agar terbentuk generasi bangsa yang cerdas.
Membangun Jiwa Sosial dan Jaringan Pertemanan
Banyaknya teman yang bersekolah bersama akan memperluas hubungan sosial seorang siswa. Tidak menutup kemungkinan di masa depan akan membentuk jaringan bisnis dengan sesama teman di mana di antara sesamanya sudah saling kenal dan percaya. Dengan memiliki teman maka kebutuhan sosial yang merupakan kebutuhan dasar manusia dapat terpenuhi dengan baik.
Berberapa Alasa Yang Dapat Menjamin Kesuksesan Seseorang
Sejak dulu kita selalu diingatkan betapa pentingnya pendidikan itu. Pendidikan adalah modal penting untuk mengejar apapun yang diinginkan dalam hidup. Tetapi bukan berarti orang tanpa pendidikan tinggi tidak bisa meraih kesuksesan. Pada kenyataannya, ada begitu banyak orang yang jadi ‘besar’ walaupun mereka tidak mengantongi gelar sarjana. Lalu apa yang menjadi alasan mereka bisa menjadi sukses? Berikut ini adalah beberapa alasan agar bisa sukses:
Tentukan Apa Yang Kamu Inginkan
Tak masalah jika perguruan tinggi tidak menjadi prioritas utamamu. Tetapi pastikan kamu tahu apa yang ingin kamu capai di masa depan. Mulailah dengan gambaran besarnya, apa yang ingin kamu capai? Apa yang kamu inginkan, kemudian cari tahu bagaimana cara mencapainya? Langkah selanjutnya adalah hal yang paling dekat untuk dilakukan. Langkah konkret apa yang akan kamu ambil saat ini untuk mencapainya.
Semangat dan Kerja Keras
Kamu tak bisa hanya mengandalkan gelar pendidikan untuk meraih mimpimu. Di luar hal itu, kamu membutuhkan semangat yang selalu menyala dan kerja keras tanpa henti. Ketika kamu mulai memasuki belantara dunia pekerjaan, kamu dituntut untuk selalu bekerja keras supaya sanggup meniti anak tangga menuju puncak kesuksesan. Semangat yang tak pernah padam pun dibutuhkan supaya kamu tak memutuskan untuk berhenti dan tumbang di tengah jalan.
Selalu Belajar Sesuatu Yang Baru
Bagus juga kalau kamu bisa mempelajari sesuatu yang baru saat mencoba mencari tahu apa tujuan masa depanmu. Tidak ada pengetahuan yang tidak berguna. Suatu hari bahkan keterampilan yang paling sepele pun akan membantumu mencapai tujuan.
Keuletan
Tak hanya semangat dan kerja keras saja yang dibutuhkan keberadaannya, kamu juga butuh keuletan supaya bisa sukses di dunia kerja. Segenggam keuletan yang dipunya lebih berharga daripada selembar ijazah sarjana. Sifat ulet bisa membuatmu terus mencari inovasi serta solusi ketika kamu dihimpit oleh berbagai permasalahan. Keuletan jugalah yang pada akhirnya mampu mengantarkanmu ke gerbang kesuksesan nantinya.
Percaya Diri
Selain ulet serta sikap lainnya yang perlu diadopsi adalah kamu harus memiliki kepercayaan diri yang tinggi sebagai pondasi. Kepercayaan diri ini bisa digunakan sebagai senjata utama sekaligus perisai supaya kamu tahan terhadap segala cobaan ketika merintis karir sendiri. Sehingga nantinya tak akan ada lagi alasan yang akan membuatmu merasa rendah diri hanya karena jenjang pendidikanmu yang tak tinggi.
Membangun Jaringan Yang Positif
Cobalah untuk membangun jaringan sosial yang produktif. Ikuti orang-orang produktif dan belajarlah dari mereka untuk menemukan inspirasi. Temui orang-orang yang positif agar kamu mendapatkan suntikan semangat saat sedang merasa putus asa. Temukan orang yang bisa memotivasimu dalam berbagai aspek atau orang-orang yang bisa membuka jalan untukmu.
Belajar Hal Baru
Penting buat kamu untuk mempelajari hal yang baru dalam hidup, terutama yang akan memberikan manfaat positif bagi kehidupan. Pada akhir pekan, cobalah untuk mempelajari berbagai hal yang baru dan menarik minat sehingga kamu bisa lebih mudah dan senang untuk mempelajarinya. Tidak perlu yang sulit dan membutuhkan biaya mahal. Hal baru ini bahkan bisa dipelajari mulai dari yang termudah sekalipun, misalnya belajar skill baru terkait pekerjaan atau belajar membuat sarapan sendiri pada akhir pekan.
Berdedikasi Tinggi
Tentu kita tak bisa menampik fakta bahwa di dunia ini banyak orang yang telah bersusah payah hingga pada akhirnya mendapatkan gelar tinggi. Tapi tentu saja kita tak perlu takut kalah bersaing dengan keberadaan mereka. Karena sekali lagi siapapun yang bisa bertahan di tengah hantaman adalah mereka yang berdedikasi tinggi. Walaupun kita tak memiliki gelar setinggi mereka, namun bila kita mengantongi sifat dedikasi yang tinggi maka percayalah kita juga tak akan kalah dengan mereka.
Jangan Terlalu Takut Dengan Risiko
Itulah yang sering dilakukan orang dengan pendidikan tinggi. Mereka memiliki terlalu banyak teori dan sedikit pengalaman untuk memulai. Sebagai orang yang tidak dibekali pendidikan formal, kesempatanmu berasal dari keberanianmu untuk mengambil risiko.
Ini akan menjadi keuntunganmu, karena dengan begitu kamu akan mendapatkan lebih banyak pengalaman. Tentu saja kamu akan menghadapi kesulitan dan kegagalan berkali-kali. Tetapi siapa pun yang berusaha mencapai sesuatu, berpendidikan atau tidak, akan menghadapi hal yang sama.
Belajar Menjadi Pemimpin
Menjadi seorang pemimpin juga bukan pekerjaan yang mudah. Kemampuan ini tentu sangat dibutuhkan ketika akan bekerja nanti. Kamu tentu tidak ingin selalu menjadi bawahan bukan? Belajarlah menjadi seorang pemimpin, termasuk dalam menimbang dan mengambil berbagai keputusan yang akan dibutuhkan tim yang kamu pimpin. Hal ini bisa dilakukan mulai dari skala yang kecil, misalnya dalam organisasi yang ada di lingkungan sekarang.
Berhemat dan Mulailah Menabung
Belanja dan selalu menghabiskan uang dalam jumlah yang tidak terkendali? Ini salah satu sikap yang harus dihentikan. Sebab bisa menjadi sebuah kebiasaan buruk dalam mengelola keuangan. Mulailah rem keinginan belanja dan tabung uang kamu ke rekening khusus/celengan sehingga terbiasa dan mulai belajar untuk menahan berbagai keinginan yang tidak terkendali.
Tetap Rendah Hati
Seringkali gelar sarjana yang berada di belakang nama membuat kita lupa. Memang untuk mendapatkannya kita membutuhkan perjuangan mati-matian selama kurang lebih 4 tahun. Bangun pagi demi kuliah pagi, begadang mengerjakan tugas, belum lagi ketika harus jatuh bangun bergulat dengan skripsi. Terkadang hal inilah yang dijadikan alasan untuk berjumawa terhadap gelar yang sudah tersemat di belakang nama.
Padahal, sebenarnya sikap rendah hatilah yang perlu dimiliki supaya kamu makin bisa menimbun ilmu dan mencapai kesuksesan. Dengan mengadopsi sifat jumawa, secara otomatis kamu telah menutup telinga kepada saran serta ilmu yang didapat oleh orang lain. Inilah yang nantinya bisa mengakibatkan kamu terjerumus ke dalam jurang kehancuran.
Nah buat kamu yang sering bertanya-tanya apakah pendidikan yang tinggi bisa menjamin sebuah kesuksesan, sekarang sudah mengetahui jawabannya. Semoga dengan adanya artikel ini dapat menambah wawasan kamu ya…
16
May
2018
Apa Yang Dimaksud Dengan Negara Federal Dan Kesatuan?
Pernahkah kamu mendengar tentang negara federal atau negara kesatuan? Apakah kamu mengerti apa yang dimaksud dengan kedua hal tersebut? Untuk negara federal, mungkin buat kamu yang tinggal di Indonesia masih awam dengan hal tersebut.
Gimana tidak, karena memang negara federal tersebut dianut hanya beberapa negara saja namun di Indonesia tidak berlaku. Kenapa? Karena Indonesia menganut sistem negara kesatuan. Nah dalam artikel ini kita akan membahas tentang ke dua sistem pemerintahan tersebut, silahkan disimak ya.
Pengertian Negara Federal Dan Kesatuan
Sistem pemerintahan suatu negara dapat dikelompokkan menjadi dua jenis pemerintahan. Kedua hal tersebut adalah negara federal dan negara kesatuan. Penting untuk memahami perbedaan antara kedua jenis sistem pemerintahan ini karena berbagai bentuk hubungan ada diantara pusat dan unit atau negara bagian.
Nah yang dimaksud dengan negara federal adalah sebuah bentuk pemerintahan di mana beberapa negara bagian bekerja sama dan membentuk kesatuan. Bisa juga disebut pengelompokan atau gabungan dari beberapa negara atau negara yang berdiri sendiri dan memiliki pimpinan atau kepala negara sendiri lalu bergabung dengan negara yang lain.
Dalam ikatan negara federal tersebut negara-negara lain tidak dapat seenaknya keluar masuk. Negara federal juga biasanya disebut dengan negara serikat. Jadi negara bagian itu ibaratnya negara dalam negara, akan tetapi masih terikat dengan sistem federasi. Sehingga setiap negara bagian memiliki kewenangan Otonomi Khusus.
Secara umum, negara federal dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu Republik Federal dan Monarki Federal. Seperti namanya, Negara Republik Federal adalah Federasi dari beberapa negara bagian dengan bentuk pemerintahan Republik yang dikepalai oleh seorang Presiden. Sedangkan Negara Monarki Federal adalah Federasi dari beberapa Negara Bagian dengan bentuk pemerintahaan Monarki yang dikepalai oleh seorang Raja atau Ratu,
Kebalikan dari negara federal adalah negara kesatuan. Negara yang memiliki sistem pemerintahan di mana satu kekuatan tunggal yang dikenal sebagai pemerintah pusat, mengendalikan keseluruhan pemerintahan. Sebenarnya, semua penguasa kekuasaan dan administratif berada di tempat utama. Saat ini sebagian besar sistem pemerintahan di dunia didasarkan pada sistem pemerintahan yang kesatuan. Ini sedikit berbeda dari negara bagian federal.
Dalam pemerintahan kesatuan, pemerintah pusat memiliki kekuatan untuk memperluas atau mempersempit kekuatan unit sub-nasional. Hal itu bisa menciptakan dan menghapuskan hal yang sama sampai kehendaknya. Ini bisa dalam bentuk republik kesatuan atau monarki kesatuan.
Ciri-Ciri Negara Federal:
Luas geografis negaranya besar
Struktur penduduknya cenderung heterogen
Jumlah penduduknya besar
Ciri-Ciri Negara Kesatuan:
Luas geografis negaranya kecil
Struktur penduduknya cenderung homogen
Jumlah penduduknya tidak terlalu banyak
Perbedaan Negara Federal dan Negara Kesatuan
Pemerintah di negara kesatuan hanya memiliki satu pemerintahan karena itu juga dikenal dengan nama pemerintah pusat sementara di pemerintahan federal ada dua pemerintah, satu di posisi sentral dan lainnya di tingkat negara bagian atau provinsi dan contoh organisasi pemerintahan.
Jika terjadi perselisihan antar institusi di pemerintahan negara federal atau undang-undang yang disahkan oleh parlemen, pengadilan akan ikut campur dalam masalah tersebut. Sedangkan dalam kasus pemerintah negara kesatuan, bahkan pengadilan tertinggi pun tidak dapat memberikan penghakiman atau ucapan pada undang-undang atau undang-undang yang disahkan oleh parlemen.
Pemerintah negara kesatuan mungkin atau mungkin tidak memiliki konstitusi. Seperti beberapa negara yang tidak memiliki konstitusi sementara sebagian negara memiliki konstitusi dan keduanya adalah pemerintah kesatuan. Sementara pemerintah negara federal harus memiliki sebuah konstitusi.
Negara bagian suatu federasi atau federal memiliki “povoir constituant”, yakni wewenang membentuk undang-undang dasar sendiri dalam rangka batas-batas konstitusi negara Federal. Sedangkan dalam negara kesatuan, organisasi negara-negara bagian (yaitu pemerintah daerah) secara garis besarnya telah ditetapkan oleh pembentuk undang-undang pusat.
Dalam negara federal, wewenang membentuk undang-undang pusat untuk mengatur hal-hal tertentu telah terperinci satu per satu dalam konstitusi federal. Sedangkan dalam negara kesatuan, wewenang pembentukan undang-undang pusat ditetapkan dalam suatu rumusan umum dan wewenang pembentukan undang-undang rendahan (lokal) tergantung pada badan pembentuk undang-undang pusat tersebut.
Ada seperangkat peraturan dan peraturan yang sama di seluruh negeri di bawah sistem pemerintahan yang dianut negara kesatuan. Sedangkan dalam sistem pemerintahan negara federal ada variasi peraturan dan peraturan di tingkat pusat dan negara bagian.
Di pemerintahan negara kesatuan, terlepas dari kenyataan berapa banyak negara bagian yang terhubung dalam sebuah pemerintahan pusat, rakyat tetap menjadi warga pemerintah pusat dan wilayah juga dianggap sebagai wilayah pemerintahan nasional tunggal. Sedangkan sistem pemerintahan negara federal dalam hal ini sepenuhnya berlawanan di mana kebangsaan seseorang bergantung pada komponen negara dari tempat seseorang berada.
Contoh negara serikat:
Amerika serikat
Brazilia
India
Jerman
Komoro
Malaysia
Nigeria
Tanzania
Meksiko
Contoh negara kesatuan:
Indonesia
Afghanistan
Albania
Algeria
Angola
Antigua dan Barbuda
Armenia
Aruba
Azerbaijan
Bangladesh
Belarus
Belize
Benin
Bhutan
Bolivia
Botswana
Brunei
Bulgaria
Burkina Faso
Burundi
Kamboja
Kamerun
Cape Verde
Republik Afrika Tengah
Chad
Chili
Republik Rakyat Tiongkok
Kolombia
Republik Kongo
Kosta Rika
Pantai Gading
Kroasia
Kuba
Curaçao
Siprus
Republik Czech
Denmark
Djibouti
Dominika
Republik Dominika
Kongo
Timor Leste
Ekuador
Mesir
El Salvador
Equatorial Guinea
Eritrea
Estonia
Fiji
Finlandia
Perancis
Gabon
Georgia
Ghana
Yunani
Grenada
Guatemala
Guinea
Guinea-Bissau
Guyana
Haiti
Honduras
Hungaria
Islandia
Indonesia
Iran
Irlandia
Israel
Italia
Jamaika
Jepang
Jordan
Kazakhstan
Kenya
Kiribati
Kuwait
Kirgizstan
Laos
Latvia
Lebanon
Lesotho
Liberia
Libya
Liechtenstein
Lithuania
Luxembourg
Makedonia
Madagaskar
Malawi
Maladewa
Mali
Malta
Kepulauan Marshall
Mauritania
Mauritius
Moldova
Monako
Mongolia
Montenegro
Moroko
Mozambik
Myanmar
Namibia
Nauru
Belanda
Selandia Baru
Nikaragua
Niger
Korea Utara
Norwegia
Oman
Palau
Panama
Papua Nugini
Paraguay
Peru
Filipina
Poland
Portugal
Qatar
Romania
Rwanda
Saint Lucia
Saint Vincent dan Grenadines
Samoa
San Marino
Sao Tome dan Principe
Arab Saudi
Senegal
Serbia
Seychelles
Sierra Leone
Singapura
Sint Maarten
Slovakia
Slovenia
Kepulauan Solomon
Afrika Selatan
Korea Selatan
Spanyol
Sri Lanka
Suriname
Swaziland
Swedia
Suriah
Republik Tiongkok (Taiwan)
Tajikistan
Tanzania
Thailand
Gambia
Togo
Tonga
Trinidad dan Tobago
Tunisia
Turkey
Turkmenistan
Tuvalu
Uganda
Ukraine
Britania Raya
Uruguay
Uzbekistan
Vanuatu
Vatikan
Vietnam
Yemen
Zambia
Zimbabwe
Kenapa Indonesia Tidak Memilih Sistem Negara Federal?
Mengapa Indonesia harus berbentuk negara kesatuan bukan federal? Ini sebagian besar pertanyaan yang mungkin sering muncul dipikiran banyak orang. “NKRI harga mati”. Itulah kalimat yang sering kita dengar. Secara tidak langsung itu merupakan penekanan sekaligus memperjelas bahwa sistem Negara Kesatuan yang telah digunakan selama ini di Indonesia, merupakan hal yang final tidak dapat diganggu gugat lagi. Sehingga kata “Federalisme” merupakan kalimat haram dan tabu disebutkan dalam sistem Politik Indonesia.
Alasan Indonesia memilih bentuk negara kesatuan? Seperti yang telah kita ketahui bersama bahwa Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang memiliki fenomena tingkat heterogenitas kependudukan yang sangat tinggi. Keragaman etnis dan budaya menjadikan Indonesia sebagai bangsa yang paling artifisial di muka bumi ini (Anderson, 1991). Hal inilah yang menjadi salah satu alasan utama mengapa Indonesia memakai konsep bentuk negara kesatuan dimana pemerintahan yang mengatur jalannya negara secara umum adalah pemerintah pusat.
Lalu mengapa bentuk negara kesatuan adalah yang paling cocok dengan Bangsa Indonesia? Hal ini dikarenakan dengan adanya sebuah pemerintahan yang dikontrol dari pusat maka seharusnya kebijakan yang diberikan pemerintah pusat terhadap daerah sifatnya adalah merata dan adil, tidak ada suatu daerah yang diberi sebuah regulasi dan kebijakan yang bersifat khusus.
Banyak yang beranggapan bahwa federalisme tidak cocok dengan Indonesia karena negara federasi seperti di negara-negara lain hanya bisa berjalan dengan baik jika rasa kedaerahan dan kesukuan itu sudah tidak ada lagi. Sedangkan, Indonesia masih menjadi negara kesatuan dalam upaya menghilangkan secara perlahan-lahan sikap kesukuan dan rasisme.
Apa Yang Akan Terjadi Jika Indonesia Negara Federal? Sebelum menjadi seperti sekarang ini, Indonesia harus melewati banyak fase. Mulai dari zaman kerajaan, menjadi jajahan, kemudian merdeka dan berdaulat lalu melewati banyak proses pelik dan akhirnya menjadi republik seperti hari ini. Nah, jika kamu pernah membaca tentang sejarah bangsa Indonesia ini, Indonesia juga pernah berbentuk sebuah serikat.
Ya, dulu Indonesia sama seperti AS di mana negara ini terpecah-pecah menjadi negara kecil yang disatukan di sebuah pemerintahan pusat. Hal tersebut sendiri terjadi sebagai hasil dari kesepakatan Konferensi Meja Bundar. Dari fase ini, perjuangan masih terus dilakukan dan akhirnya Indonesia bisa menjadi sebuah republik yang satu.
Tapi tahukah kamu ada sebagian pakar politik dan tata negara yang berpendapat bahwa Indonesia lebih baik menjadi negara federal? Mengapa? Karena dengan sistem pemerintahan federal, kemakmuran dan keadilan sosial akan dapat lebih merata dan dirasakan oleh semua lapisan masyarakat dan tidak terpusat serta tidak dimonopoli oleh pemerintahan pusat.
Karena negara federal adalah sistem pemerintahan negara yang sangat mengakui kekuasaan regional atau daerah, maka jika diterapkan di Indonesia, keuntungannya adalah pemerataan ekonomi dan kemakmuran lebih cepat terlaksana daripada sistem pemerintahan terpusat pada negara kesatuan.
Namun yang menjadi kekhawatiran banyak pihak adalah apabila Indonesia menerapkan sistem federal maka perpecahan akan terjadi dan memberikan ancaman yang besar bagi seluruh kesatuan negara Indonesia. Sedangkan Indonesia sendiri sejak awal telah dirumuskan dan ditetapkan menjadi sebuah negara kesatuan, yaitu NKRI. Selain itu, apabila diterapkan di Indonesia, kemungkinan disintegrasi yang negatif akan meningkat. Musuh dari luar akan lebih mudah menyusupi dan mengadu domba karena setiap daerah dipisahkan oleh pulau-pulau dan lautan.
Terkait dengan perpecahan, maka Indonesia harus memiliki angkatan bersenjata yang benar-benar kuat demi menjaga keutuhan negara. Jadi upaya Indonesia untuk meningkatkan angkatan laut dan udaranya menjadi lebih kuat lagi adalah suatu keharusan untuk menjaga keutuhan negara, baik menganut sistem negara federal maupun negara kesatuan.
Nah berikut ini adalah beberapa hal yang lainnya yang akan terjadi jika Indonesia menganut sistem negara federal:
Setiap Daerah Akan Menonjolkan Atributnya Masing-Masing
Karena sifatnya yang desentralisasi, maka akibatnya sifat-sifat kedaerahan akan kuat. Hal ini kemudian akan dimanifestasikan dalam bentuk atribut, entah lambang, bendera atau lagu-lagu nasional versi serikat. Kalau Indonesia berbentuk serikat juga, maka hal yang semacam ini juga akan terjadi.
Contohnya Aceh yang punya bendera khusus daerahnya sendiri, maka kemungkinan Jawa Barat pun juga bakal punya anthem mereka sendiri dan sebagainya. Tetapi, di sisi lain cukup unik sih karena akan semakin beragam. Namun di sisi satu lagi nasionalisme juga bakal pecah antara pusat dan kedaerahan.
Kemungkinan Akan Banyak Negara Serikat yang Berdiri Sendiri
Bukan bermaksud untuk menggiring opini buruk tentang negara Indonesia, tapi memang sudah jadi rahasia umum kalau pemerintah pusat kadang kurang bisa memberikan kebijakan yang adil. Alhasil, ada berbagai pertentangan yang terjadi di daerah dan mereka juga kerap menyuarakan ingin pisah. Salah satu contohnya adalah Aceh dan juga Papua.
Militer Indonesia Mungkin Makin Lemah
Sekilas mungkin memang tidak ada hubungan antara sistem serikat dengan militer. Tapi, kalau kita pandang dari aspek lain ternyata ada sangkut pautnya. Ya, serikat membuat militer sebuah negara bisa melemah dan hal ini pula yang akan terjadi seumpama Indonesia masih berstatus RIS.
Kemakmuran Masing-Masing Negara Bagian Akan Benar-Benar Goyah
Sudah jadi hal umum kalau negara bagian dari sebuah sistem serikat boleh untuk mandiri. Dalam hal ini, mereka tidak dipermasalahkan untuk mengatur apa pun, termasuk pengelolaan sumber daya. Nah, seumpama Indonesia masih serikat atau federal maka bayangkan apa yang bakal terjadi.
Ya, yang jelas akan terjadi ketimpangan atau kegoyahan sosial di negara-negara bagian. Papua dan Nusa Tenggara akan sangat kaya karena punya emas, sedangkan yang lain bakal biasa-biasa. Ini juga berakibat kepada Jawa yang mungkin takkan jadi provinsi paling maju dan berkembang di Indonesia.
Nah dari penjelasan di atas, mungkin kedua sistem tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oke sampai di sini dulu pembahasan kita kali ini. Semoga saja artikel ini dapat memberikan informasi dan dapat menambah wawasan setiap pembaca. Sampai jumpa lagi ya…
05
May
2018
Sering Ada Di Buku Cerita Anak, Inilah Penjelasan Tentang “Legenda”
Mungkin bagi anak tahun 80an masih sering ngedengerin yang namanya dongeng baik di ceritakan oleh ayah atau ibu mereka ataupun di sekolah mereka. Cobadeh yang lahir di tahun 80an sampai 90an, masih pada ingat gak dongeng apa aja yang sering kalian dengar ataupun kalian baca di buku-buku cerita? Hmm kalau mimin sih sering ngebaca atau ngedengerin ibu mimin cerita dongeng dari legenda malin kundang. Pati kalian juga pada tahu dong cerita malinkundang? Konon legenda malin kudang itu memang benar adanya dan terjadi di salah satu provinsi di Indonesia yakni Sumatra barat. Namun apakah kalian pada ngerti apa itu legenda? katanya sih beda ama dongeng. Jika kalian sering mendengar kata legenda namun tidak mengerti apa artinya, yuk mari kita simak penjelasan dibawah ini.
Apa Yang Dimaksud Dengan Legenda?
Legenda adalah sebuah cerita rakyat yang benar-benar terjadi dan berhubungan dengan peristiwa sejarah yang dihubungkan dengan tokoh sejarah serta adanya keajaiban, kesaktian, dan keistimewaan dari tokohnya, tetapi tidak dianggap suci atau sakral.
Legenda juga merupakan genre cerita rakyat yang terdiri dari narasi yang menampilkan tindakan manusia yang dirasakan baik oleh teller dan pendengar yang terjadi dalam sejarah manusia. Narasi dalam genre ini dapat menunjukkan nilai-nilai manusia, dan memiliki kualitas tertentu yang memberikan kisah verisimilitude.
Berbeda dengan mite, legenda ditokohi oleh manusia yang ada kalanya memupunyai sifat-sifat luar biasa dan sering kali juga dihubungkan dengan makhluk ajaib. Legenda juga dapat berubah dari waktu ke waktu, agar tetap segar dan vital, dan realistis. Banyak legenda beroperasi dalam dunia ketidakpastian, tidak pernah sepenuhnya dipercaya oleh para peserta, tetapi juga tidak pernah benar-benar diragukan.
Selain pengertian, ada pula ciri-ciri dari Legenda, antara lain sebagai berikut:
Dianggap sebagai kejadian yang benar-benar terjadi
Bersifat sekuler (Keduniawian) yang terjadi pada masa yang belum begitu lampau dan bertempat didunia seperti yang dikenal
Tokoh Legenda umumnya manusia
Sejarah kolektif yakni merupakan sejarah yang banyak mengalami distorsi karena berbeda dari cerita aslinya
Bersifat Migration atau berpindah-pindah. Hal ini kemudian menyebabkan legenda dari suatu daerah dikenal luas oleh daerah lainnya
Bersifat Siklus, maksudnya menceritakan sebuah tokoh pada zaman tertentu
Banyak mengandung ajaran tentang kebaikan dan kejahatan sehingga dapat dijadikan pedoman hidup
Apa Saja Jenis Legenda Itu?
Legenda-legenda yang terkenal di Indonesia gak cuma satu saja, bahakan ada banyak jenis-jenis yang ada dari setiap daerah di Indonesia. Nah untuk mengetahuinya lebih dalam lagi, berikut ini adalah beberapa jenis legenda yang wajib kalian ketahui.
Legenda Keagamaan
Legenda Keagamaan merupakan legenda yang diperani oleh orang-orang yang dianggap suci atau sholeh. Karya semacam itu termasuk folklor karena versi asalnya masih tetap hidup di kalangan masyarakat sebagai tradisi lisan.
Legenda ini menceritakan tentang orang-orang tertentu, misalnya cerita tentang para penyebar Islam yang berada di Jawa yang dikenal dengan sebutan “Walisongo”. Yang memerankan legenda tersebut ialah manusia biasa, dan tokohnya memang benar-benar ada, akan tetapi dalam uraian ceritanya ditampilkan sebagai figur-figur yang memiliki kesaktian. Kesaktian yang mereka miliki digambarkan seperti diluar kebatasan manusia biasa.
Tokoh yang berperan dalam Legenda Walisongo ialah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Sebutan Legenda Walisongo berarti Sembilan dalam arti jumlah, tetapi angka Sembilan itu sebagai angka sakral. Mereka berada ditempat-tempat tertentu yang memandang kedudukan atau derajat dari tokoh yang berperan dalam Legenda Walisongo.
Legenda Alam Gaib
Legenda Alam Gaib merupakan legenda yang berbentuk kisah yang dianggap benar-benar terjadi dan pernah dialami oleh seseorang. Fungsi legenda ini ialah untuk meneguhkan kebenaran “takhyul” atau sering disebut dengan “Kepercayaan rakyat”. Jadi legenda alam gaib ialah cerita-cerita pengalaman seorang dengan makhluk-makhluk gaib, hantu-hantu, siluman, gejala-gejala gaib dan sebagainya.
Legenda Alam Gaib bisa dikatakan seperti legenda yang ada didaerah Jawa Barat, yang mengenai tentang mandor Kebun Raya Bogor yang menghilang lenyap begitu saja sewaktu bertugas di Kebun Raya.
Menurut kepercayaan penduduk setempat, hal itu disebabkan telah terjadinya pelangkahan setumpuk batu bata yang merupakan bekas pintu gerbang Kerajaan Penjajaran. Pintu gerbang itu, menurut kepercayaan penduduk setempat terletak disalah satu tempat yang berada kebun raya.
Oleh karenanya, penduduk disana juga menasihati pengujung yang datang ke Kebun Raya agar agar tidak melangkahi tempat-tempat yang berbahaya seperti tumpukan-tumpukan batu bata tua, karena kemungkinan bahwa disanalah bekas pintu gerbang kerjaan zaman dahulu itu. Jika melanggarnya, maka kamu akan masuk ke daerah gaib dan tidak dapat pulang lagi ke dunia nyata.
Legenda Perorangan
Legenda perorangan merupakan cerita yang mengenai tokoh-tokoh tertentu yang dianggap benar-benar terjadi. Di Indonesia legenda semacam ini banyak sekali misalnya Sabai nan Aluih dan Si Pahit Lidah dari Sumtra, Si Pitung dan Nyai Dasima dari Jakarta, Lutung Kasarung dari Jawa Barat, Rara Mendut dan Jaka Tingkir dari Jawa Tengah, Suramenggolo dari Jawa Timur serta Jayaprana dan Layonsari dari Bali serta legenda Panji dari Jawa Tengah.
Panji merupakan kisah tradisional Jawa Timur berlatar zaman Kediri (1104-1222) yang kemudian menyebar ke beberapa wilayah dan negara lain. Cerita Panji sendiri juga mengalami anakronisme, yakni mencampurkan latar belakang Singasari (1222 sampai 1293). Sulit untuk memaparkan cerita Panji, karena banyaknya versi yang terus ditulis tiap zamannya maupun satu wilayah ke wilayah lain. Belakangan diketahui terdapat delapan versi tentang cerita Panji.
Beberapa cerita yang tergolong ke dalam cerita panji misalnya “Ande-Ande Lumut” (dongeng Cinderella ala Jawa), Kethek Ogleng (seorang pangeran disihir menjadi seekor kera), “Cerita Sri Tanjung”, “Jayaprana dan Layongsari”.
Legenda Lokal (Setempat)
Legenda lokal merupakan legenda yang berhubungan dengan nama tempat seperti terjadinya gunung, bukit, danau dan sebagainya. Misalnya, legenda terjadinya Danau Toba di Sumatra, Sangkuriang di Jawa Barat, Rara Jonggrang di Yogyakarta dan Jawa Tengah, Ajisaka di Jawa Tengah dan Desa Trunyan di Bali.
Nah, dari legenda lokal kita bisa mengambil contoh dari Legenda Sangkuriang yang bermula dari seorang dewa dan seorang dewi yang dikarenakan melakukan kesalahan yang dibuatnya di kayangan, akhirnya harus menjalani hukuman di dunia.
Keduanya dihukum untuk berbuat kebaikan dalam hidupnya di bumi dalam bentuk seekor babi hutan dan seekor anjing. Babi hutan jelmaan dewi itu bernama Wayung Hyang, sedangkan anjing jelmaan dewa itu bernama Tumang. Wayung Hyang karena dihukum sebagai babi hutan atau celeng, maka ia berusaha melakukan berbagai kebaikan di dalam sebuah hutan. Sementara Tumang, sang anjing jelmaan dewa itu mengabdi sebagai anjing pemburu pada seorang raja yang bernama Sumbing Perbangkara.
Struktur Yang Terdapat Pada Legenda
Tak cuma jenisnya saja legenda yang beredar di Indonesia juga memiliki yang namanya struktur. Legenda memiliki 4 struktur, yaitu Orientasi, Komplikasi, Resolusi serta Koda. Berikut penjelasannya:
Orientasi, merupakan bagian awal atau pengenalan dari sebuah cerita atau peristiwa sejarah. Biasanya berisi perkenalan tentang tokoh-tokoh dalam cerita yang akan diceritakan. Contohnya seperti “Pada zaman dahulu hiduplah seekor rusa yang sedang berjalan di padang rumput yang hijau dengan penuh kebahagiaan dihidupnya, karena ia baru saja mendapatkan tempat baru dengan sumber makanan yang melimpah”.
Komplikasi, merupakan Konflik atau permasalahan dari suatu cerita yang dihadapi oleh sang tokoh utama dalam cerita. Contohnya seperti “Setelah sekian lama, Singa dan beruang keluar dari tempat persembunyian secara bersamaan. Mereka berdua mulai mengejar mangsa sasaran mereka. Akan tetapi, tanpa disadari mereka mengejar mangsa yang sama, seekor anak rusa. Anak rusa itu tertangkap dengan mudah. Singa dan Beruang pun bertengkar memperebutkan anak rusa tersebut”.
Resolusi, merupakan bagian yang berisi pemecahan masalah, dimana sang tokoh utama mendapatkan ide untuk memecahkan masalah yang berada dalam komplikasi. Contohnya seperti “Sang semut berterimakasih kepada kupu-kupu karena kupu-kupu telah menyelamatkan nyawanya. Ia memuji kupu-kupu sebagai binatang yang hebat dan terpuji”.
Koda, merupakan bagian terakhir dari suatu cerita yang berisi perubahan pada tokoh utama yang diambil dari cerita tersebut. Contohnya seperti “Ikan yang cemas dahulu dan bertindak sebelum nelayan datang dan ikan yang tertindak ketika nelayan datang bershasil selamat. Tetapi ikan yang mempercayakan hanya pada keberuntungan dan tidak berbuat apa-apa semuanya mati. Begitu juga pada kehidupannya”.
“Pengetahuan adalah warisan yang mulia, budi pekerti ibarat pakaian yang baru dan pikiran ibarat cermin yang bening (jernih)”. Sekian artikel mengenai Legenda, semoga dapat menambah wawasan Anda.
03
May
2018
Wah, Ternyata Inilah Rahasia Suksesnya Siswa Di Jepang
Kita semua mengetahui bahwa Jepang merupakan negara maju dengan penduduknya yang kreatif, inovatif, dan berpendidikan. Hal unik dalam pendidikan di Jepang, sangat dijunjung pendidikan moral terhadap sesama manusia, pendidikan moral ini berakar dari budaya leluhur masyarakat Jepang yang sangat menghargai sesama sebagai esensi utama dalam kehidupan.
Dalam pendidikan di Jepang, dikenal dengan istilah Kyoiku Mama (Ibu Pendidik) yaitu di mana seorang Ibu tidak akan pernah berhenti mendorong anak – anaknya untuk belajar sekaligus menciptakan keseimbangan pendidikan yang baik dalam hal fisik, emosional, maupun sosial. Istilah Ryosai Kentro (istri yang baik dan ibu yang arif) menggambarkan suatu kebijakan yang memposisikan kaum wanita sebagai ‘penguasa rumah’, yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang terjadi di rumah.
Dari mulai pekerjaan – pekerjaan rumah tangga, masalah keuangan, dan pendidikan anak. Intinya menyerukan bahwa peran terhormat wanita adalah sebagai istri yang baik dan bijaksana, pembagian peran alami sesuai fitrah antara perempuan dan laki laki.
Salah satu faktor penyebab Jepang bisa begitu maju adalah sumber daya manusia yang sangat aktif, disiplin, dan kreatif sehingga Jepang selalu saja menciptakan inovasi-inovasi terbaru yang membantu perkembangan Jepang. Hal ini tentu saja bisa terjadi berkat sistem pendidikan di Jepang yang mampu membentuk pola pikir masyarakat Jepang sehingga mereka mampu menjadi sumber daya manusia yang sangat kreatif. Lalu, Bagaimana sih sebenarnya sistem pembelajaran di Jepang?
Sistem Pendidikan di Jepang
Kualitas pendidikan di Jepang memang tak perlu dipertanyakan lagi, jika melihat berhasilnya Jepang untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas. Salah satu yang paling berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah kurikulum pendidikan di negara tersebut. Tak hanya di Indonesia yang gemar ganti kurikulum pendidikan, negara maju seperti Jepang pun kerap ganti kurikulum.
Perubahan tersebut mau tidak mau membawa dampak perubahan permintaan kualifikasi dan kompetensi pendidik di Jepang. Menurut Ahmad Sentosa dalam artikel berjudul Kurikulum dan Kompetensi Guru di Jepang, Ia menjelaskan untuk level pendidikan taman kanak-kanak (TK), di Jepang lebih cenderung merupakan lembaga pengembangan dan pelatihan kebiasaan sehari-hari. Karena itu pendidikan di level TK bukanlah pengajaran, tatapi lebih tepat disebut pendidikan.
Sedangkan untuk tingkat Sekolah Dasar (SD), sifat dan karakteristik kurikulum di Jepang hampir sama dengan kurikulum SD di Indonesia. Hanya yang membedakan adalah pada mata pelajaran kebiasaan hidup yang umumnya diajarkan di kelas 1 dan 2. Tujuan utama diajarkan mata pelajaran ini adalah untuk mengenalkan dan membiasakan anak-anak pada pola hidup mandiri.
Daripada mengajarkan mata pelajaran IPA dan IPS, Jepang lebih memilih memperkenalkan tata cara kehidupan sehari-hari kepada anak-anak yang baru lulus dari tingkat TK yang lebih memfokuskan kegiatan bermain daripada belajar di dalam kelas.
Pembelajaran utama seperti bahasa Jepang dan berhitung mempunyai porsi yang lebih dibanding pelajaran lainnya. Sedangkan pelajaran moral diajarkan tidak secara khusus dalam mata pelajaran tertentu, tetapi diajarkan oleh wali kelas sejam seminggu atau diintegrasikan melalui pelajaran lain.
Dan pendidikan moral sudah termasuk pada pendidikan agama (Kristen, Budha, Shinto). Selain murid disibukkan dengan pendidikan akademik, pendidikan bersifat estetik berupa musik dan menggambar juga diajarkan dalam porsi besar di kelas 1 dan 2.
Untuk pendidikan SMP, kurikulum menitik beratkan pada pendidikan bahasa Jepang, matematika, IPA dan IPS. Sedangkan pendidikan bahasa asing seperti Inggris dan Jerman tidak diwajibkan dan hanya bersifat pilhan bagi murid. Pelajaran bahasa Inggris baru dijadikan pelajaran wajib di level SMP pada kurikulum 2002.
Adanya mata pelajaran pilihan seperti bahasa Jepang, IPS, matematika, IPA, musik, art, pendidikan jasmani, keterampilan, dan bahasa asing, merupakan pembeda khas antara kurikulum pendidikan SMP di Jepang dan Indonesia. Selain pendidikan utama di Jepang juga dilengkapi dengan pendidikan ekstrakurikuler seperti di Indonesia.
Dibandingkan kurikulum SD dan SMP, kurikulum SMA di Jepang paling sering berubah. Pada tingkat ini sudah diadakan sistem penjurusan seperti di Indonesia.
Sifat khas kurikulum SMA adalah kompleksnya pelajaran yang diajarkan. Contohnya pelajaran bahasa Jepang yang mulai dikelompokkan menjadi literatur klasik dan modern. Penjurusan dilakukan di kelas 3, jurusan yang ada meliputi IPA dan budaya/sosial. tetapi seiring berjalannya waktu penjurusan mengalami perkembangan karena banyaknya lulusan SMA yang memilih akademi yang terkait dengan teknik, pertanian, perikanan, kesejahteraan masyarakat, dan lain lain.
Bukan hanya di Indonesia saja banyak pro dan kontra tentang kurikulum pendidikan, di jepang pun kurikulum dilakukan secara top down, bukan bottom up. Karenanya banyak yang tidak dapat diterapkan di sekolah secara optimal.
Dan pada akhirnya mendapat protes keras dari para guru. Di Jepang memperlakukan kegiatan belajar di luar secara berkala, mereka mengunjungi tempat-tempat bersejarah dan lahan pertanian atau perkebunan untuk belajar memetik teh, jeruk dan menggali umbi-umbian, bahkan sampai belajar menanam padi di sawah.
Di lain waktu, siswa secara berkelompok diajarkan cara menumpang kereta (densha) untuk melatih kemandirian, selain itu diselingi kegiatan wawancara dengan berbagai narasumber kemudian menjadi bahan untuk presentasi di depan kelas.
Sepertinya untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak hanya bergantung pada sistem pendidikan itu sendiri, tapi setiap sistem dan orang di dalamnya seperti guru dan para pelajar pun harus ikut mendukung untuk mencapai visi dan misi yang sama. Jadi, Jepang dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pun tidak semata-mata dengan hasil instan tapi dengan proses yang hampir sama dengan negara maju lain pada umumnya.
Karena seperti yang dikatakan sebelumya proses kurikulum di Jepang pun tidak lepas dari kata bongkar pasang, tapi dengan loyalitas para pengajar dan tingkat kedisiplinan pelajar akhirnya dapat menciptakan banyak SDM berkualitas.
Keseharian Pelajar di Jepang
Banyaknya orang-orang Jepang yang sukses dan menjadi pencipta dari beragam teknologi canggih dan kreatif tak lepas dari pendidikan yang mereka jalani selama duduk di bangku sekolah. Lalu apa saja kegiatan yang mereka lakukan di sekolah selain belajar?
Jam Sekolah Dimulai
Bedanya dengan Indonesia, jam sekolah di negara kita mungkin jadi salah satu yang paling pagi ya. Pukul 07;00 WIB seluruh siswa harus sudah ada di sekolah untuk melangsungkan proses belajar mengajar. Namun kegiatan belajar sekolah di Jepang biasanya dimulai pukul 08.50. Jam segitu bagi kita mungkin udah mulai siangan ya? Tapi jangan salah, meskipun dimulai sesiang itu siswa-siswi Jepang harus bersiap-siap dari pagi-pagi betul.
Persis seperti kita, bedanya ada dari mereka yang berjalan kaki, menaiki bis, kereta, ataupun naik sepeda. Sebagian dari kalian mungkin bertanya-tanya, kenapa murid di Jepang masuk sekolahnya pukul 08.50? Ternyata di Jepang itu pukul 07:00 pagi saja masih belum terlalu terang, seperti subuh gitu kira-kira. Pukul 07:00 malam aja masih terang. Biasanya saat senggang di dalam kereta atau bis, mereka mendengarkan musik atau membaca buku.
Membaca novel adalah salah satu kebiasaan siswa di Jepang. Bagi mereka, sekolah jauh ga jadi masalah, yang penting sekolah itu bagus dan berkualitas. Untuk menunjukkan reputasi sekolahnya, para pelajar bahkan diminta untuk tidak membaca, mengunyah permen karet, dan makan sambil jalan.
Setibanya di sekolah, mereka akan menyimpan sepatunya di loker sepatu dan menggantinya dengan sepatu khusus yang digunakan di ruang kelas. Tentunya di sana saat jam pulang sekolah dan perjalanan menuju rumah tidak ada siswa-siswi yang naik motor sambil main gadget looh, gak percaya? coba saja cek ke Jepang.
Kegiatan Siswa Jepang di Sekolah
Sebelum memulai pelajaran di kelas, terlebih dahulu siswa di Jepang terbiasa memberi salam. Ketua kelas atau guru mengucapkan “kiritsu” (berdiri) dan “re” (membungkuk). Pelajaran pokok SMA di Jepang adalah Bahasa Jepang sebagai bahasa nasional. Pelajaran lainnya yaitu Bahasa Inggris, Matematika, eksak (Kimia, Biologi, Fisika, dll) dan Sosiologi (Ilmu kemasyarakatan, Sejarah Jepang, Sejarah Dunia, Ekonomi Pemerintah dll). Selain itu juga ada Olahraga, “ongaku” (Musik), “bijutsu” (Seni rupa), dan “shodo” (seni kaligrafi huruf Jepang), serta juga terdapat kelas memasak dan juga diajari bagaimana cara membuat pakaian.
Sekolah Jepang hanya memiliki satu pelajaran bahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Semua siswa menggunakan kamus elektronik (denshi jisho). Tidak hanya bahasa Inggris, bahasa Jepang pun terasa lebih mudah jika menggunakan kamus.
Di tiap sekolah biasanya memiliki gedung olahraga, halaman sekolah, dan kolam renang tersendiri. Gedung olahraga dan kolam renang di sana digunakan pada saat ada jam pelajaran olahraga voli, bola basket, sepak bola, dan berenang.
Waktu istirahat
Pada jam istirahat biasanya murid-murid Jepang membawa bekal yang mereka bawa dari rumah. Bekal yang mereka bawa dibuat oleh ibu mereka atau dibuat sendiri, ada juga yang dibeli di kantin di sekolah. Ruang kelas juga bisa dijadikan tempat makan selain kantin. Dan o-bento yang murid Jepang bawa itu biasanya tampilannya unik!
Pulang sekolah
Kegiatan belajar mengajar berakhir pada pukul 16.00 lewat. Sebelum pulang, mereka membersihkan kelas dulu, ada yang membersihkan papan tulis, nyapu, ngepel, dll. Lalu mengganti sepatu mereka yang tadi sudah disimpan di dalam locker.
Setelah pelajaran selesai, mereka tak lantas langsung pulang, ada yang mengikuti bimbingan belajar/les diluar sekolah, tempat les ini disebut “juku” ada juga yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler (yang terdiri dari sports clubs dan culture clubs, dan kegiatan siswa Jepang rata-rata padat lho, pake “banget”).
Anak-anak yang mengikuti les atau bimbingan belajar ini kebanyakan adalah anak-anak kelas III (Kelas XII) yang akan mengikuti ujian semester dan persiapan untuk masuk ke perguruan tinggi. Di Jepang, tidak ada UJIAN NASIONAL, Ujian Akhir Sekolah, atau Ujian Praktek. Jadi, siswa yang telah berhasil mengikuti tes ujian masuk perguruan tinggi, akan diumumkan nama perguruan tingginya di papan pengumuman yang ada di juku tersebut.
Fakta Unik Sistem Pendidikan di Jepang
Tidak ada Ujian dalam 3 Tahun Pertama Sekolah
Kebijakan tidak memberikan ujian pada siswa sampai mereka menginjak kelas 4 adalah karena orang Jepang lebih menghargai perilaku baik daripada nilai. Menurut budaya Jepang, lebih utama mengajarkan adab kepada siswa di kelas rendah daripada fokus mengetes kemampuan akademik mereka. Karena itu, karakter siswa harus lebih dulu dibangun. Siswa harus bisa menunjukkan rasa hormat kepada sesama siswa, juga pada gurunya.
Tidak ada Tukang bersih-bersih
Siswa di Jepang harus membersihkan sendiri ruangan kelas dan kamar mandi. Tujuannya adalah agar siswa belajar bekerja sama, berbagi tanggung jawab, dan menumbuhkan rasa memiliki terhadap fasilitas sekolah. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang piket bergiliran mengerjakan tugas-tugas, seperti menyapu, mengelap kaca jendela, menggosok WC, dsb. Setiap tahun kelompok tersebut dirombak dan digilir kembali.
Makan Sama Secara Teratur
Kecuali siswa yang mempunyai alergi serius, siswa di Jepang harus memakan menu sehat yang telah disediakan di sekolah. Siswa diajarkan untuk mengkonsumsi makanan sehat dengan cara mengutamakan bahan makanan dan porsi makanan yang masuk ke perut mereka. Menu disusun oleh koki berpengalaman bersama ahli gizi profesional. Secara umum, menu makan siang di sekolah seringnya terdiri dari bahan makanan lokal yang segar. Uniknya, para guru ikut makan siang bersama siswa. Hal tersebut dilakukan untuk menguatkan hubungan guru dan murid.
Seni Mata Pelajaran Utama
Siswa-siswa di Jepang diajarkan seni tradisional seperti Shodo (seni menulis indah atau kaligrafi Jepang) dan Haiku (salah satu jenis puisi). Dua seni tradisional tersebut diajarkan agar siswa menghargai budaya tradisional.
Baju, Sepatu dan Tas Seragam
Hampir semua sekolah di Jepang mengharuskan siswanya memakai seragam. Tidak ada standar baku tentang bentuk seragamnya, tetapi secara garis besar berupa baju hitam untuk siswa laki-laki, dan baju sailor dengan rok untuk siswa perempuan dengan potongan sederhana. Kebijakan ini bertujuan menanamkan ide bahwa ketika siswa memakai baju yang sama, mereka akan merasa menjadi bagian satu sama lain. Juga ada stigma yang berkembang bahwa daripada mengurusi tentang penampilan, para pelajar hendaknya fokus belajar saja. Banyak sekolah di Jepang yang mempunyai aturan ketat mengenai apa yang harus dipakai para siswa, termasuk tas, riasan, bahkan potongan rambut.
Perbedaan Pendidikan di Jepang dan Indonesia
Ada juga beberapa perbedaan lain antara Indonesia dan Jepang dalam sistem pendidikan seperti berikut.
Etika dan kedisiplinan
Sistem pendidikan yang paling mencolok antara Indonesia dan Jepang adalah dari segi kedisiplinan. Selain itu, etika juga menjadi salah satu hal yang semakin di perkuat dalam sistem pendidikan Jepang.
Indonesia kedisiplinan sangatlah kurang dan sangat sulit sekali untuk diterapkan. Bahkan dalam hal etika pun Indonesia sedang mengalami kemerosotan. Terbukti dengan banyaknya kasus guru yang dijebloskan ke penjara atau dipukuli orang tua murid gara-gara menegur muridnya.
Kemampuan belajar siswa
Dalam hal kemampuan belajar siswa, di Indonesia guru lebih memiliki kecenderungan melihat pada faktor individu pada muridnya. Jepang sehebat dan sepintar apapun siswa, jika ia tidak mampu bekerja sama dengan temannya, maka guru bisa saja tidak meluluskannya.
Mata pelajaran sekolah
Mata pelajaran di Jepang lebih sedikit. Jadi siswa bisa lebih fokus dalam belajar dan tidak merasa tertekan dengan pelajaran. Di Indonesia, seperti yang kita ketahui banyaknya mata pelajaran terkadang membuat murid merasa tertekan, stres dan bosan. Apalagi jika banyaknya pekerjaan rumah yang harus dikerjakan.
Penekanan pada siswa
Murid-murid di Jepang diajarkan untuk bisa berpikir kritis dalam kegiatan belajar mengajar. Sedangkan para siswa di Indonesia mulai dari tingkat SD sampai tingkat atas selalu dihadapkan pada hafalan.
Jam sekolah
Jam belajar di Jepang dimulai pukul 09.00 pagi dan berakhir pukul 04.00 sore. Indonesia umumnya adalah pukul 07.00 sampai pukul 01.00 siang. Saat ada siswa yang terlambat di Jepang, maka akan disuruh untuk membuat surat perjanjian tidak akan mengulanginya lagi. Jika mengulanginya lagi maka akan diberikan sanksi skorsing.
Sedangkan di Indonesia sangatlah berbeda. Siswa cukup meminta surat izin masuk dan menerima sedikit hukuman. Setelah itu ia diijinkan masuk keesokan harinya. Jika keesokan harinya melakukan pelanggaran lagi, prosedurnya tetap seperti itu sehingga terlihat kurang adanya ketegasan.
Transportasi
Siswa di Jepang mulai dari sekolah dasar hingga tingkat atas dilarang keras menggunakan kendaraan bermotor, baik roda dua atau roda empat ke sekolah.
Mereka biasa berangkat menggunakan transportasi umum seperti kereta dan bus, sepeda atau bahkan banyak yang jalan kaki. Sedangkan di Indonesia saat ini hampir kebanyakan anak sekolah membawa kendaraan motor roda dua ke sekolah. Bahkan sebagian anak pejabat di kota-kota ada yang membawa mobil. Seolah-olah sekolah menjadi ajang pamer kekayaan.
Hal ini sangat miris sekali. Bahkan kendaraan para siswa ini menyumbangkan kemacetan terutama saat waktu berangkat dan pulang sekolah. Itulah sebagian dari perbedaan sistem pendidikan Indonesia dengan sistem pendidikan Jepang dari Caredoks yang diambil dari berbagai sumber.
Dari sini bisa kita ketahui mengapa negara Jepang bisa maju. Selain pemerintah memiliki andil besar dalam sistem pendidikan, juga dari kesadaran masyarakat dan didikan dari orang tua mereka yang begitu melekat. Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tidak hanya bergantung pada sistem pendidikan itu sendiri, tapi setiap sistem dan orang di dalamnya seperti guru dan para pelajar pun harus ikut mendukung untuk mencapai visi dan misi yang sama.
Jadi, Jepang dalam menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pun tidak semata-mata dengan hasil instan tapi dengan proses yang hampir sama dengan negara maju lain pada umumnya. Karena seperti yang dikatakan sebelumya proses kurikulum di Jepang pun tidak lepas dari kata bongkar pasang, tapi dengan loyalitas para pengajar dan tingkat kedisiplinan pelajar akhirnya dapat menciptakan banyak SDM berkualitas.
03
May
2018
Menceritakan Masalah Sulitmu Ke Psikolog Adalah Solusi Yang Terbaik
Mempunyai permasalahan memanglah membuat pikiran kita menjadi tidak tenang. Namun, untuk menyelesikannya kita harus mencari solusi. Mencari solusi tersebut kamu bisa bercerita ke teman terdekat atau pada Psikolog apa masalah kamu. Nah, apakah kamu sudah mengetahui apa itu Psikolog? Dan Seperti apa ilmu psikologi tersebut? Yuk mari simak ulasan dibawah ini secara jelas.
Pengertian Dan Sejarah Singkat Psikolog
Psikolog merupakan seseorang yang ahli dalam ilmu yang bergerak dibidang terapan yang mengajarkan tentang berbagai jenis hal seperti tentang perilaku, fungsi mental dan proses mental manusia secara ilmiah. Psikolog juga berusaha mempelajari peran fungsi mental dalam perilaku individu maupun kelompok, dan mempelajari tentang proses fisiologis dan neurobiologis (ilmu yang mempelajari tentang sistem saraf) yang mendasari perilaku.
Namun saat ini, pengertianPsikolog lebih banyak mempelajari tentang perilaku manusia. Tapi, dengan adanya pengertian menurut beberapa ahli bisa membantu Anda untuk mengetahui sebenarnya apa pengertian dari Psikolog. Berikut ada beberapa pengertian dari Psikologi menurut beberapa Ahli:
Wilhelm Wundt: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari kesaradan Manusia.
Woodworth dan Marquis: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, yang terlihat maupun yang tidak telihat meliputi aktivitas fisik, emosional, dan berpikir.
Fieldman: Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang perilaku dan proses mental.
Clifford T. Morgan: Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang memeplajari perilaku manusia dan hewan.
Gardner Murpgy: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari respons yang diberikan oleh makhluk hidup terhadap lingkungannya.
Ernest Hilgert: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia dan hewan lainnya.
George A, Miller: Psikologi adalah ilmu yang berusaha menguraikan, meramalkan dan mengendalikan peristiwa mental dan tingkah laku.
Chaplin: Psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai prilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organism dalam segala ragam dan kerumitannya ketika mereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakatan yang mengubah lingkungan.
Dr. Singgih Dirgagunarsa: Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Plato dan Aristoteles: Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakekat jiwa serta prosesnya.
Pada tahun 1879, Wilhem Wundt mendirikan laboratorium Psikologi pertama di University of Leipzig, Jerman. Dengan ditandai berdirinya laboratorium ini, maka metode ilmiah untuk lebih memahami manusia telah ditemukan (walau tidak terlalu memadai). Dengan berdirinya laboratorium ini, lengkaplah syarat psikologi untuk menjadi ilmu pemgetahuan.
Wilhelm Wundt dapat dikatakan sebagai bapak “Psikologi Modern”, yang telah berusaha untuk menjadikan psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri (otonom) dan sebelum abad ke 19, Psikologi merupakan bagian dari filsafat.
Psikologi berasal dari bahasa latin, yaitu “Psyche” yang berarti “Jiwa” dan “Logos” berarti “Pengetahuan”. Berarti pengertian psikologi secara adalah ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan.
Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Konsep psikologi dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Psikologi memiliki akar dari bidang ilmu filsafat yang diprakarsai sejak zaman Aristoteles sebagai ilmu jiwa, yaitu “Ilmu untuk kekuatan hidup (levens beginsel)”.
Aristoteles memandang ilmu jiwa sebagai ilmu yang mempelajari tentang gejala kehidupan. Jiwa adalah unsur kehidupan (Anima), karena itu setiap makhluk hidup memiliki jiwa. Sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual dinegara Eropa, namun mendapatkannya dalam bentuk pragmatisnya dibenua Amerika.
Berikut juga beberapa fungsi dari Psikologi, antara lain sebagai berikut:
Menjelaskan, yang mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil penjelasan atau diskusi dalam bentuk deskripsi yang bersifat deskriptif.
Memprediksi, yaitu mampu meramalkan atau memprediksi apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi yang prognosis, prediksi atau estimasi.
Control, yaitu mengendalikan perilaku seperti yang diharapkan. Manifestasi dalam bentuk tindakan yang preventif, intervensi atau pengobatan dan rehabilitasi atau perawatan.
Jenis-jenis Psikologi
Psikologi memiliki berbagai jenis, seperti Psikologi umum, Psikologi kepribadian, Psikologi Perkembangan, dan sebagainya. Berikut penjelasannya dibawah ini:
Psikologi Umum
Psikologi umum adalah ilmu tentang tingkah laku manusia pada umumnya seperti keadaan emosi, intelegensi, memori, pembentukan karakter, dan kepribadian. Psikologi umum mencakup hampir seluruh macam-macam psikologi, tapi hanya penjelasan umumnya saja.
Psikologi Faal
Psikologi faal adalah ilmu yang mempelajari mengenai perilaku manusia yang berkaitan dengan fungsi dan bagian dalam tubuh, seperti mempelajari bagaimana otot seseorang akan bekerja ketika orang tersebut sedang meluapkan rasa marah, senang atau sedih. Karena dalam pembelajaran Psikologi Faal lebih menitik beratkan kepada pengaruh kondisi biologis atau faali seseorang terhadap perilaku atau tindakan orang tersebut.
Psikologi Perkembangan
Psikologi Perkembangan atau bisa dikatakan dengan Psikologi Genetis merupakan ilmu yang membicarakan tentang perkembangan psikis manusia mulai dari kecil hingga lanjut usia. Psikologi perkembangan lebih menjelaskan karakter yang terdapat pada seseorang dan mencakup pada bidang atau kajian psikologi anak, psikologi puber, psikologi pemuda, psikologi orang dewasa dan psikologi orang tua.
Psikologi Sosial
Psikologi sosial mempelajari tentang tingkah laku manusia sebagai fungsi dari rangsangan sosial terhadap lingkungan. Ilmu ini juga mempelajari tentang gejala dalam kondisi bisa diatur (terkontrol), perkiraan, dan spekulasi. Dampak dan pengaruh sosial terhadap tingkah laku individu juga dipelajari dalam psikologi sosial dan psikologi sosial memiliki cakupan yang sangat luas dalam berbagai disiplin ilmu.
Psikologi Kepribadian
Psikologi kepribadian merupakan ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, seperti seseorang berinteraksi dengan orang lain dengan menggunakan kepribadiannya masing–masing. Psikologi kepribadian juga berhubungan dengan psikologi perkembangan dan psikologi sosial, sebagai hasil dari perkembangan individu sejak kecil dalam lingkup sosialnya.
Psikologi Klinis
Psikologi klinis mempelejari tentang bagaimana cara memahami, mencegah, dan memulihkan keadaan psikologis seseorang ke arah yang normal seperti orang yang mengalami depresi, dan tindakan apa yang harus dilakukan untuk menangani orang tersebut, dan bagaimana cara kita untuk menyembuhkannya dari depresi.
Psikologi Konseling
Psikologi konseling merupakan ilmu terapan yang berusaha menciptakan, menerapkan dan juga menyebarkan pengetahuan mengenai penanggulangan gangguan fungsi psikologis manusia, dan mempelajari hubungan antara terapis dan kliennya.
Psikologi Abnormal
Psikologi abnormal (Psikopatologi) merupakan ilmu yang mempelajari tentang kebiasan-kebiasaan individu yang menyimpang dari keadaan normal, seperti homoseksual, lesbi, clepto, psikopat, dan sebagainya. Psikologi abnormal juga mempelajari tentang klasifikasi dan kategori gangguan mental serta penyusunan diagnosa klinis. Perilaku individu yang dikatakan abnormal jika menyimpang dari standar perkembangan secara umum, menyimpang dan norma budaya individu terkait serta berbahaya bagi oranglain maupun bagi diri sendiri.
Psikologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan adalah ilmu tentang masalah psikologis yang terjadi dalam dunia pendidikan. Psikologi ini berkaitan dengan bagaimana siswa belajar dan berkembang seperti pendidikan yang diberikan guru, masyrakat, dan juga orang tua. Psikologi pendidikan juga mempelajari mengenai sistem pendidikan dan pengaruhnya bagi individu.
Psikologi Diagnostik
Psikologi Diagnostik atau disingkat “Psikodiagnostik”merupakan metode yang digunakan untuk membuat suatu diagnosis psikologis, yang bertujuan untuk memperlakukan manusia dengan perlakuan yang lebih tepat. Metode ini juga digunakan untuk menetapkan kelainan-kelainan psikis, dengan tujuan untuk dapat memberikan pertolongan secara tepat dan akurat.
Psikologi Industri
Psikologi industri adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia ditempat kerja. Ilmu ini berfokus pada pengambilan keputusan kelompok, semangat kerja karyawan, motivasi kerja, produktivitas stres kerja, seleksi pegawai, strategi pemasaran, rancangan alat kerja, dan berbagai masalah lainnya.
Psikologi Komunikasi dan Media
Psikologi komunikasi dan media merupakan salah satu ilmu yang mempelajari mengenai proses penyampaian energi dari alat indera ke otak, proses menerima dan mengolah informasi dan bagaiman pengaruhnya dalam diri individu. Psikologi komunikasi bertujuan untuk menghasilkan proses komunikasi yang efektif dimana komunikasi yang efektif penting dalam memunculkan pengertian, kesenangan, hubungan sosial, tindakan serta perubahan sikap.
Apa Saja Metode Psikologi?
Dengan dilakukannya psikologi kamu bisa mengetahui perkembangan pada diri sendiri ataupun mengeluarkan permasalahan yang ada dengan bercerita dengan orang yang bisa memberi solusi. Berikut beberapa metode dalam psikologi, sebagai berikut:
Metode Eksperimental
Metode Eksperimental merupakan suatu tindakan dan pengamatan yang dilakukan untuk memeriksa atau mengenali hubungan sebab, akibat antara gejala yang terjadi. Cara ini dilakukan biasanya dalam laboratorium dengan melakukan berbagai eksperimen yaitu dengan menentukan apa yang akan diperiksa.
Pengamatan Ilmiah
Pada pengamatan ilmiah, kasus yang terjadi dalam situasi disebabkan oleh ketidaksengajaan dari kasus tersebut, tetapi proses ilmiah bisa terjadi secara spontan. Pengamatan secara alami dapat diterapkan juga pada perilaku orang lain, seperti: perilaku orang-orang yang berada di department store, perilaku pengendara dijalan raya, perilaku anak-anak bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
Metode Biografi
Metode biografi merupakan metode yang menceritakan tentang peristiwa atau masalah yang dihadapi oleh tokoh atau pelaku, seperti seorang anak yang tidak bermutu dapat diketahui bahwa dia tidak kalah cerdas dengan anak lainnya tetapi minat yang dimiliki sejak kecil berada pada musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mendaftar disekolah.
Metode Wawancara
Metode Wawancara merupakan tanya jawab antara pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan dirinya dalam hatinya, pandangannya, pendapatnya dan lain-lain, sehingga orang yang diwawancarai dapat menggali semua informasi dibutuhkan. Baik kuesioner atau wawancara keduanya memiliki kesamaan, tetapi berbeda dalam cara mereka disajikan.
Metode Pemeriksaan Psikologis
Dalam bahasa pemeriksaan psikologis, metode ini menggunakan alat tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar terlatih. Pemeriksaan Psikologis digunakan untuk mengukur dan menentukan tingkat seseorang kecerdasan menuju minat seseorang, sikap seseorang dari struktur kepribadian, dan sebagainya.
Metode Analisis Karya
Metode Analisis Karya dilakukan dengan cara menganalisis karya seperti gambar–gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat. Hal ini karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa seseorang.
Metode Statistik
Metode Statistik digunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam penelitian dan melakukan analisis hasil yang telah diperoleh.
Kadang kita sulit mengungkapkan masalah atau beban pikiran yang ada dalam kehidupan kita, baik dengan orang terdekat sekalipun. Dan salah satu alternatif yang di tuju banyak orang untuk mengungkapkan masalahnya adalah dengan datang kepada psikolog. Mamang datang ke psikolog bukanlah hal yang salah, sebab dengan datang kesana segala rasa gundah gulana di hati anda dapat diatasi dan anda dapat rilex jika menceritakannya dengan metode-metode yang dilakukan oleh psikolog tersebut.
30
April
2018
Jenis, Struktur Dan Contoh Dari Teks Eksposisi
Teks ini adalah salah satu dari jenis teks dari berbagai jenis-jenis teks pembelajaran bahasa indonesia. Teks eksposisi ini dipahami sebagai sebuah karangan atau paragraf yang memuat serangkaian informasi di dalamnya dan disajikan secara singkat dan akurat. Teks eksposisi senantiasa menyajikan fakta yang berperan sebagai media kontribusi dan konkritasi.
Hal ini bisa memberikan informasi tertentu, sehingga dengan membaca teks ini maka pembaca akan mendapatkan pengetahuan secara rinci dari suatu hal atau kejadian. Untuk lebih jelasnya, saya akan membahas lebih dalam lagi di bawah ini. Untuk itu, ikutin terus yahh ulasan berikut ini.
Apa Itu Teks Eksposisi?
Eksposisi adalah salah satu jenis pengembangan paragraf dalam penulisan yang dimana isinya ditulis dengan tujuan untuk menjelaskan atau memberikan pengertian dengan gaya penulisan yang singkat, akurat dan padat. Dalam penggunaanya di dalam kehidupan sehari-hari teks eksposisi sering digunakan untuk memaparkan atau memberikan penjelasan tentang suatu kejadian secara terperinci dari sudut pandang orang yang bercerita tersebut.
Teks Eksposisi juga dikatakan sebagai teks yang berfungsi untuk mengungkapkan gagasan, atau mengusulkan sesuatu berdasarkan argumentasi yang kuat. Teks ini hanya memiliki satu argumentasi. Tidak seperti teks negosiasi yang berisi dua argumentasi. Paragraf eksposisi ini bersifat Ilmiah atau dapat dikatakan non fiksi.
Dalam prakteknya, teks eksposisi banyak digunakan dalam penulisan berita di koran, media elektronik, majalah dan lain-lain. Teks eksposisi sangat penting dalam setiap cerita, bahkan teks eksposisi itu memiliki peran “sangat penting” dalam semua cerita. Tanpa adanya teks eksposisi, seperti sayur tanpa garam.
Teks eksposisi bersifat memaparkan atau mengekspose, hal ini bersanggutan atau masuk untuk membahas tema sosial, politik, pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya. Dengan adanya teks eksposisi ini, sehingga semua orang dapat memahaminya dalam sebuah cerita yang di tulis dalam teks eksposisi tersebut. Dan seseorang tidak akan mampu menceritakan apapun kepada si pembaca, tanpa adanya teks eksposisi ini.
Selain itu, paragraf eksposisi ini memiliki sifat ilmiah, atau bisa juga dikatakan sebagai pernyataan yang bersifat non fiksi. Dalam sebuah teks eksposisi ini biasanya banyak membahas tentang pendidikan, ekonomi dan lain sebagainya. Taks eksposisi ini memiliki tujuan dalam menjelaskan atau memaparkan informasi tertentu untuk menambah pengetahuan para pembaca.
Paragraf eksposisi definisi merupakan paragraf eksposisi yang memberikan informasi dalam bentuk definisi atau pengertian dari suatu hal. Paragraf eksposisi ini memberikan suatu informasi dalam bentuk proses dari suatu hal. Tujuan lainnya adalah agar karangan tersebut dapat membuat pembaca tertarik untuk terus membaca karangan tersebut (mendukung bentuk teks lain seperti argumentatif, dan banyak lagi).
Tujuan teks eksposisi adalah untuk memaparkan atau menjelaskan infomasi-informasi tertentu sehingga pengetahuan para pembaca bertambah.
Poin-poin penting dalam paragraf/karangan eksposisi
Contoh topik:
Data faktual, merupakan suatu kejadian atau kondisi yang bener-benar terjadi, nyata, dan juga bersifat historis untuk menjelaskan kejadian yang sesungguhnya.
Suatu analisis atau penafsiran objektif terhadap seperangkat fakta.
Fakta tentang seseorang yang berpegang teguh pada suatu pendirian
Contoh urutan analisis:
Urutan kronologis/proses, biasanya memaparkan proses, yaitu memberi penjelasan tentang bekerjanya sesuatu atau terjadinya suatu peristiwa
Urutan fungsional
Urutan atau analisis sebab akibat
Analisis perbandingan
Langkah-langkah penulisan:
Menentukan tema
Menentukan tujuan karangan
Memilih data yang sesuai dengan tema
Membuat kerangka karangan
Mengembangkan kerangka menjadi karangan
Paragraf ini biasanya dilakukan melalui proses pola dan pengembangan dalam menyusun langkah-langkah atau macam-macam karangan eksposisi, salah satunya adalah pola pengembangan proses. pengembangan paragram proses ini menyangkut jawaban atas pertanyaan untuk menjelaskan bagaimana bekerja, bagaimana mengerjakannya, bagaimana penyusunannya serta bagaimana hal itu terjadi. Berikut adalah langkah penulisannya :
Penulis harus mengetahui perincian secara menyeluruh.
Membagi perincian atas tahap tahap kejadiannya. Bila tahap-tahap kejadian ini berlangsung dalam waktu yang berlainan, penulis harus memisahkan dan mengurutkannya secara kronologis.
Ciri-Ciri Teks Eksposisi
Sama seperti teks pada umumnya, teks eksposisi memiliki beberapa ciri-ciri umum teks eksposisi. Ciri-cici ini digunakan untuk membedakan dan menentukan apakah sebuah teks tergolong dalam teks eksposisi atau bukan. Ciri-ciri teks eksposisi adalah sebagai berikut:
Menjelaskan informasi atau pengetahuan tentang suatu hal
Gaya informasi yang bersifat mengajak
Penjelasannya disertai data-data yang akurat
Penyampaian menggunakan bahasa baku dan disampaikan secara lugas
Bersifat tidak memihak yang artinya tidak memaksakan kemauan dari penulis terhadap pembacanya
Fakta dipakai sebagai alat kontritasi dan alat kontribusi
Untuk mengetahui suatu teks, karangan atau literatur tertentu itu adalah sebuah teks eksposisi maka kita perlu mengetahu ciri ciri teks eksposisi tersebut, yaitu :
Menjelaskan, menerangkan ataupun menuliskan menggunakan gaya informasi yang mengajak atau bersifat persuasif
Teks eksposisi pada umumnya menjelaskan tentang informasi informasi pengetahuan yang ilmiah atau disebut ilmu pengetahuan.
Teks eksposisi memiliki cara penyampaian atau bentuk penyampaian yang lugas dan juga menggunakan bahasa yang baku (Ada juga yang tidak, seperti dalam bentuk dialog).
Teks eksposisi umumnya tidak memihak (ada juga yang memihak), atau dengan kata lain tidak memaksakan secara keras ide ide tersebut kepada pembaca atau penyimak.
Teks eksposisi menggunakan fakta sebagai alat kontribusi dan juga alat konkritasi (membuat sesuatu itu dikatakan benar).
Jenis-Jenis Teks Eksposisi
Menginformasikan atau menceritakan sesuatu yang tidak bisa dicapai oleh alat indera. Perbedaannya dengan karangan deskripsi, karangan deskripsi bertujuan menggambarkan atau melukiskan sesuatu sehingga seolah-olah pembaca mengatakannya sendiri. Berikut ini adalah jenis-jenis dari teks eksposisi:
Eksposisi definisi, memaparkan definisi atau pengertian suatu topik tertentu
Eksposisi proses, tahapan-tahapan atau cara-cara untuk melakukan sesuatu dari awal hingga akhir
Eksposisi ilustrasi, pengembangannya menggunakan gambaran sederhana atau bentuk konkret dari suatu ide. Mengilustrasikan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang memiliki kesamaan atau kemiripan sifat. Biasanya menggunakan frase penghubung “seperti ilustrasi berikut ini, dapat diilustrasikan seperti, seperti, bagaikan”.
Eksposisi pertentangan, mengandung antagonisme antara sesuatu dengan sesuatu yang lain. frase penghubung yang umum dipakai ialah “akan tetapi, meskipun begitu, sebaliknya”.
Eksposisi laporan, memberikan laporan dari sebuah peristiwa atau penelitian tertentu
Eksposisi analisis, proses memisah-misahkan suatu masalah dari suatu gagasan utama menjadi beberapa subbagian, kemudian masing-masing dikembangkan secara berurutan.
Eksposisi perbandingan, dalam hal ini pengarang mencoba menerangkan gagasan dalam kalimat pokok dengan cara membandingkannya dengan masalah lain.
Tiap jenis teks tentu mempunyai tujuannya masing-masing. Ini bisa dikatakan memiliki tujuan tersendiri dalam mengembang sebuah teks eksposisi dalam bidang masing-masing.
Struktur Teks Eksposisi
Sama seperti teks bahasa indonesia lainnya, teks eksposisis memiliki struktur yang membedakan teks ini dengan jenis jenis teks lainnya. Struktur teks eksposisi pada umumnya terdiri dari 3 bagian yakni tesis, argumentasi dan penegasan ulang. Berikut adalah struktur yang dimiliki Teks eksposisi tersebut, yaitu :
Tesis
Pengenalan isu, masalah ataupun pandangan penulis secara umum tentang topik yang akan dibahas. Untuk mengidentifikasi struktur teks eksposisi yang satu ini sangat mudah, kita dapat mengidentifikasi thesis dengan memperhatikan pemilihan katanya. seperti contoh “berdasarkan penuturan” dan lain sebagainya. Terdapat pada paragraf pertama kalimat pertama, yaitu :
Jika Pemerintah tidak cepat bertindak dalam sepuluh tahun mendatang, hutan Sumatra akan musnah. Hilangnya hutan Sumatra akan diikuti oleh musnahnya hutan Kalimantan.
Argumentasi
Argumentasi merupakan suatu bentuk pembuktian, penjelasan, pembenaran atau alasan untuk memperkuat dan mengokohkan thesis penulis. Meski dalam prakteknya terkadang argumentasi juga berisi sanggahan atau penolakan terhadap thesis. Argumentasi berasal dari pendapat atau hasil penelitian para ahli yang pakar dalam topik yang sedang diangkat. Sumber argumentasi harus benar-benar bisa dipercaya, untuk lebih meyakinkan pembaca.
Penegasan ulang
Penegasan ulang merupakan bagian penutup pada contoh teks eksposisi yang mengandung kesimpulan atau penegasan tentang apa saja yang telah disampaikan oleh penulis. Salah satu penguat dari pendapat serta argumen yang dibantu oleh fakta.
Contoh Teks Eksposisi
Berikut ni contoh teks eksposisi tentang lingkungan yang bisa kamu jadikan acuan atau inspirasi menyusun teks eksposisi:
Peningkatan Pendidikan
Tesis
Pendidikan adalah hal yang paling efektf dalam memperbarui dunia. Hal tersebut dikarenakan pendidikan dapat digunakan sebagai batu loncatan untuk mengetahui segala informasi serta ilmu yang ada. Dimana, kurikulum 2006 yang sejak lama dipakai diganti dengan kurikulum 2013. Walaupun tidak semua sekolah menggunakan kurikulum ini, namun tetap berjalan sebagimana mestinya.
Argumentasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam beberapa kesempatan menjelaskan bahwa, kurikulum 2013 diprioritaskan pada sekolah-sekolah yang memiliki akreditasi A atau sekolah berstandar Internasional, yang biasa disingkat dengan RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional). Hal ini dipraktekkan dalam bentuk, anak melakukan pengamatan, berpikir nalar, mencoba suatu hal dan menciptakan sesuatu.
Syarat keterjangkauan distribusi buku juga menjadi syarat terhadap sekolah pelaksana kurikulum 2013. Melalui Kurikulum 2013 ini, pemerintah ingin menghasilkan anak bangsa Indonesia yang produktif, kreatif, dan afektif. Dalam kurikulum 2013 setiap peserta didik dibentuk agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Selain itu kurikulum 2013 juga menitikberatkan peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar, sehingga generasi mendatang tetap mempunyai jati diri bangsa Indonesia dan berkualitas.
Penegasan ulang
Namun, di pihak masyarakat terjadi cukup banyak penolakan penggunaan kurikulum 2013. Menurutnya perubahan ini cenderung karena pemaksaan. Adapula yang berpendapat, bahwa penggabungan mata pelajaran pada sub tema ini menyebabkan kurang focus terhadap substansi pembelajaran yang ada. Meskipun begitu, secara sederhana tingkat dari pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki anak didik akan mengalami penurunan karena kurang bisa menyesuaikan pembahasan yang terkesan campur aduk.
Bagaimana menurut anda mengenai ulasan di atas? Setelah anda membaca ulasan tersebut, mungkin anda agak sedikit bingung, dimana teks eksposisi ini termasuk salah satu teks dari beragam jenis teks yang ada pada pelajaran bahasa. Di atas telah di jelaskan, dimana teks eksposisi ini bertujuan untuk memaparkan atau menjelaskan informasi-informasi tertentu agar dapat menambah ilmu pengetahuan sang pembaca. Semoga ulasan ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan anda.
29
April
2018
Mengapa Seseorang Harus Belajar Bahasa Inggris?
Tak dipungkiri lagi jika semua orang ingin sekali fasih dalam berbahasa Inggris. Gimana tidak? Bahasa Inggris merupakan bahasa Internasional yang hampir semua negara menggunakannya. Selain itu, jika seseorang bisa berbahasa Inggris dengan lancar maka akan terlihat keren bukan?
Oleh karena itu, banyak orang tua mengajarkan dan membiasakan berbahasa Inggris pada anaknya sedari kecil. Namun apakah belajar bahasa Inggris hanya agar terlihat keren saja? Tentu saja tidak, karena ada beberapa manfaat lain jika kita belajar dan pandai bahasa Inggris. Untuk lebih jelasnya lagi, silahkan simak langsung artikel di bawah ini.
Belajar Bahasa Inggris
Mempelajari segala sesuatu tentunya harus dimulai dari dasar terlebih dahulu bukan? Termasuk ketika kita ingin mahir berbahasa Inggris. Sebagai pemula kita wajib mengetahui materi dasar bahasa Inggris apa saja yang harus kita pelajari. Ketika mengenal dasar-dasar dari suatu hal, kita pun akhirnya dapat memahami perihal darimana dan bagaimana hal tersebut dapat terjadi.
Mengetahui dan mempelajari sesuatu yang dimulai dari dasar pun dapat membuat pemahaman kita berdasar, tidak hanya tahu hasil akhirnya saja. Biasanya, dasar dari suatu materi akan mengantar kita untuk memahami materi-materi. Ya, itu semua karena semua hal butuh proses. Jadi, semua yang kamu inginkan perlu proses untuk mendapatkannya. Juga dalam belajar sebuah bahasa asing kamu perlu sadar bahwa Kemahiran butuh PROSES.
Materi dasar ini akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan bahasa Inggris kita ke depannya. Bisa kebayang kan jika materi dasar saja tidak kita kuasai bagaimana bisa kita naik ke level berikutnya. Lantas, apa saja sih dasar-dasar dalam belajar bahasa Inggris yang paling penting untuk dipelajari? Nah berikut ini adalah dasar – dasar belajar bahasa Inggris tersebut:
Pelajari Tenses
Menguasai hal-hal dasar menjadi sebuah pondasi dan merupakan langkah awal dalam belajar bahasa Inggris, seperti mempelajari Tenses. Ya, ini adalah salah satu elemen paling penting dan paling dasar untuk mempelajari bahasa Inggris. Jika Kalian memiliki pondasi yang bagus, itu akan memudahkan kamu dalam mempelajari hal selanjutnya.
Tenses adalah bentuk kata kerja yang ada dalam bahasa Inggris yang berguna untuk menunjukkan kondisi waktu (sekarang, masa depan atau masa lalu) terjadinya suatu peristiwa. Oleh karena itu jangan heran, saat membeli buku tentang dasar-dasar mempelajari bahasa Inggris, hal yang pertama kita temukan di halaman pertama isi dari buku tersebut adalah tentang tenses ini karena memang tenses adalah elemen utama dan terdasar yang akan mengembangkan kemampuan berbahasa Inggris kita.
Vocabulary
Vocabulary atau kosakata tentunya sangat penting untuk pengembangan kemampuan bahasa Inggris-mu. Jika kamu tidak memiliki kosakata yang cukup bagaimana bisa kamu berbicara atau pun menulis dalam bahasa Inggris?. Kosakata atau vocabulary yang harus kamu hafalkan dan pahami dimulai dari yang sangat sederhana terlebih dahulu. Mulai dari number, hari, bulan kemudian berlanjut ke kegiatan sehari-hari.
Grammar
Sebagai pemula, grammar sangat penting juga untuk kamu kuasai. Tanpa grammar, bahasa Inggrismu jadi kacau. Grammar atau tata bahasa itu memiliki fungsi yang sama dalam bahasa Indonesia. Bisa kamu bayangkan sebuah bahasa tanpa tata bahasa bukan? Tentu saja itu akan sangat mengacaukan. Materi dasar grammar yang harus dan wajib kamu kuasai sebagai pemula adalah sebagai berikut:
Kata ganti (pronoun)
Kata bantu kerja (tobe)
Listening
Setelah memahami tenses yang notabenenya adalah bagian penting dalam dasar – dasar belajar bahasa Inggris, selanjutnya tinggal mengikuti dan mengalir saja. Namun untuk lebih baik, urutan untuk bisa memahami dasar – dasar belajar bahasa Inggris adalah dengan mendalami skill listening.
Ya, Listening adalah salah satu skill bahasa Inggris yang penerapannya yaitu dengan mendengarkan kosakata di dalam kalimat berbahasa Inggris. Dengan mempelajari dasar-dasar belajar bahasa Inggris dari listening ini, secara tidak langsung nantinya kalian akan terbiasa dengan istilah-istilah bahasa Inggris dan juga bisa memahami apa yang dikatakan orang lain jika nantinya berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris.
Reading
Jika listening sudah dikuasai, maka dasar–dasar belajar bahasa Inggris yang penting dikuasai selanjutnya adalah Reading. Ya, reading adalah membaca. Artinya, dengan membaca beberapa teks atau kalimat berbahasa Inggris, hal itu akan membuat kalian peka terhadap struktur kata atau struktur kalimat yang terbentuk dalam bahasa Inggris.
Dari situlah kalian akan mendapat pelajaran mengenai banyaknya kosakata dalam bahasa Inggris.
Terlebih, kalian pun akan mendapatkan kosakata-kosakata baru hanya dengan membaca teks-teks berbahasa Inggris. Perlahan, kalian akan mendapatkan referensi di dalam menulis ataupun mengoreksi kalimat-kalimat dalam bahasa Inggris. Hal itu tentu sangat bermanfaat untuk mengembangkan skill kalian dalam berbahasa Inggris bukan?
Speaking
Cara cepat belajar Bahasa Inggris yang ke enam adalah berpikir dan berbicara dalam bahasa asing ini. Praktek berbicara atau speaking mungkin adalah hal yang lumrah. Sadar atau tidak, saat ngobrol kita sering menerjemahkan, entah dari Inggris ke Indonesia atau sebaliknya. Metode “translation” ini kurang efektif untuk meningkatkan keterampilanmu.
Jadi apa yang harus dilakukan? Kamu perlu berlatih untuk berpikir dan berbicara dalam bahasa asing. Cara ini akan membuat otakmu terbiasa mengolah sesuatu dalam bahasa baru. Nah saat ngobrol, responmu pun jadi lebih cepat tanpa harus menerjemahkan.
Writing
Writing adalah menulis dan tentu saja menjadi salah satu dasar dalam belajar bahasa Inggris. Pasalnya, dengan menulis bahasa Inggris, kalian jadi bisa melihat sejauh mana sih kemahiran kalian dalam berbahasa Inggris. Menulis dalam bahasa Inggris akan membuat kalian mengerti tentang sisi kelemahan kalian di dalam berbahasa Inggris, entah itu dari tata bahasa ataupun kosa kata. Dengan begitu, kalian bisa memperbaiki kelemahan itu dengan berlatih dan berlatih sehingga nantinya kelemahan itu tertutupi dan tidak ada sama sekali.
Mengapa Harus Belajar Bahasa Inggris?
Sebenarnya begitu banyak alasan kenapa kita harus belajar bahasa Inggris. Bahasa Inggris dikenal sebagai lingua franca, yang berarti menjadi bahasa universal yang digunakan oleh orang-orang dengan latar belakang bahasa yang berbeda-beda. Oleh karena itu, memiliki kemampuan berbahasa Inggris merupakan sebuah asset bagi kalian.
Memang benar bahwa bahasa Inggris merupakan salah satu bahasa yang paling sulit untuk dipelajari, namun kamu harus tahu, jika menguasai bahasa Inggris merupakan hal yang penting. Nah berikut ini merupakan beberapa alasan kenapa kita semua harus mempelajari bahasa Inggris:
Bahasa Internasional
Seperti yang sudah disebutkan di atas tadi bahwa bahasa Inggris adalah bahasa yang paling sering digunakan oleh penutur bahasa asing di seluruh dunia. Ketika orang-orang dengan berbagai bahasa datang bersama-sama, pada umumnya mereka menggunakan bahasa Inggris untuk saling berkomunikasi. Kita sering melihat ada banyak orang yang ketika harus bergaul dengan sesamanya, mereka kadang harus memandang bagaimana etnis, warna dan latar belakang orang yang sedang diajak bergaul.
Namun, inilah alasan penting dari belajar bahasa Inggris. Jika kita menguasai bahasa Inggris, ketika kita berkunjung ke negara-negara besar seperti Amerika atau Inggris dan berkomunikasi langsung dengan menggunakan bahasa Inggris, maka orang-orang di sana akan dengan senang hati menanggapi kita tanpa harus memandang bagaimana etnis, warna dan latar belakang kita.
Mudah Mendapatkan Pekerjaan
Ya, tentu saja. Salah satu alasan paling penting dalam mempelajari bahasa Inggris salah satunya adalah kesempatan untuk mendapat pekerjaan yang lebih layak terbuka lebar. Dengan mempunyai kemampuan dalam berbicara menggunakan dua bahasa, tentu hal itu akan menjadi nilai tambah pada diri kita.
Selain itu, kita pun akan dapat mendapatkan karier di jenjang internasional jika kemampuan berbahasa Inggris kita sangat baik. Banyak perusahaan yang percaya bahwa karyawan yang fasih berbahasa Inggris dapat menghasilkan lebih banyak penjualan, karena luasnya cakupan pelanggan yang dapat di approach baik dari dalam maupun luar negeri.
Paham Teknologi
Kita semua tahu, hampir semua alat-alat teknologi ataupun gadget keluaran terbaru selalu menggunakan bahasa Inggris dalam penggunaannya. Buku tutorial yang notabenenya sebagai buku petunjuk dalam penggunaan alat-alat teknologi tersebut pun tak jarang juga selalu menggunakan bahasa Inggris. Nah jika kamu menguasai bahasa Inggris, maka kamu akan lebih cepat untuk memahami teknologi gadget tersebut. Oleh karena itu, di sinilah alasan pentingnya belajar bahasa Inggris.
Dapat Menaklukkan Dunia Internet
Internet dapat menyambungkan kita kemana saja serta dapat membuka wawasan kita dalam berbagai macam hal. Namun, siapa sangka bahwa 80% informasi elektronik di internet itu hanya tersedia dalam bahasa Inggris? Jadi, inilah alasan penting dari belajar bahasa Inggris. Dengan mempelajari bahasa Inggris, maka itu berarti kita dapat menaklukan dunia internet yang mana memang hampir didominasi oleh bahasa Inggris saja.
Salah Satu Syarat Mendapatkan Beasiswa Sekolah Ke Luar Negeri
Jika kita berkeinginan untuk sekolah ke luar negeri maka salah satu syarat mutlak adalah kemampuan berbahasa Inggris. Nah jika kita menguasai bahasa Inggris maka tidak ada lagi halangan untuk kita dapat bersekolah diluar negeri. Terlebih lagi jika kita pintar maka dengan mudah kita mendapatkan beasiswa untuk sekolah keluar negeri.
Bisa Mengajari Anak
Dengan menguasai bahasa Inggris, kamu dapat mengajarkan dan melatih komunikasi anak kamu dengan bahasa Inggris. Sehingga anak kamu bisa mengetahui bahasa Inggris sejak dini.
Mudah Melakukan Transaksi Keuangan
Pernahkah kamu pergi ke ATM dan melakukan transaksi keuangan menggunakan mesin ATM tersebut? Disadari atau tidak, tombol-tombol dalam mesin ATM menggunakan Bahasa Inggris. Bayangkan bila kita tidak memiliki pengetahuan Bahasa Inggris dengan baik. Kemungkinan kesalahan dalam transaksi bisa saja terjadi pada diri kita selama menggunakan mesin ATM.
Ya itulah beberapa alasan kenapa seseorang harus belajar bahasa Inggris. Buat kamu yang memang belum menguasai bahasa Inggris, udah bisa nih mulai belajar. Tidak ada kata terlambat dalam belajar dan selamat mencoba ya…